x

5 Peraih Golden Boy Paling Sial dalam Sejarah, Nasibnya Kini Mengenaskan

Minggu, 9 Juli 2023 20:28 WIB
Editor: Juni Adi
Trofi Golden Boy.

INDOSPORT.COMGolden Boy Award merupakan pengharagaan untuk pemain muda terbaik tetapi memenangkan itu tidak menjamin karier sepak bolanya berjalan mulus.

Penghargaan bergengsi untuk pemain muda terbaik bernama Golden Boy kembali akan hadir untuk edisi 2023. Sebanyak 100 wonderkid masuk dalam daftar calon pemenang.

Beberapa di antaranya adalah nama-nama yang sudah tidak familiar seperti Matias Soule (Juventus), Arda Guler (Fenerbahce/Real Madrid), Valentin Carboni (Inter Milan), hingga Maximo Perrone (Manchester City).

Penghargaan Golden Boy yang diperuntukkan bagi pemain di bawah usia 21 tahun. Sampai sejauh ini sudah 20 nama meraih penghargaan itu.

Untuk dua edisi terakhir, Liga Spanyol cukup sering menyumbang pemain sebagai pemenang karena munculnya banyak pemain muda berbakat dari Negeri Matador.

Adapun dua pemain dari Liga Spanyol yang memenangkan dua edisi terakhir adalah penggawa Barcelona, Pedri dan Gavi.  Pedri menyabet penghargaan ini pada tahun 2021 sedangkan Gavi meraihnya tahun lalu.

Penghargaan Golden Boy sendiri pertama kali diinisiasi oleh Tuttosport pada 2003 silam. Layaknya penghargaan Ballon d'Or yang diinisiasi oleh media ternama dari Prancis, France Football.

Untuk mekanisme penentuan pemenang sendiri Golden Boy sendiri dilakukan oleh jurnalis perwakilan dari media-media ternama Eropa.

Penghargaan ini dianggap membantu dalam mengenali talenta muda terbaik Eropa untuk terus dijaga bakatnya oleh klub pemilik.

Lionel Messi dan Sergio Aguero menjadi salah satu pemain yang pernah memenangkannya dan meraih kesuksesan di sepak bola.

Namun, tidak semua pemenang Golden Boy memiliki karir yang sukses. Berikut adalah lima pemenang penghargaan bergengsi ini yang gagal mencapai potensi mereka.


1. Mario Balotelli

Alexandre Pato saat membela AC Milan.

Balotelli menjadi pemain Italia pertama yang meraih penghargaan Golden Boy. Ia meraihnya pada tahun 2010 saat bermain untuk Manchester City.

Pemain berusia 29 tahun itu juga pernah memperkuat sejumlah klub besar seperti Inter Milan, City AC Milan dan Liverpool. Sayangnya, karier Balotelli tidak begitu sukses karena perilakunya.

Balotelli kerap melakukan hal-hal yang cenderung negatif sehingga mempengaruhi penampilannya diatas lapangan. Ia sempat kembali ke Italia dengan bermain untuk klub promosi Brescia.

Tetapi ia kesulitan untuk menemukan performa apiknya lagi. Saat ini ia bermain di klub Swiss memperkuat FC Sion. 

Alexandre Pato

Pada usia 17, Alexandre Pato sudah menarik perhatian banyak klub, setelah mencetak satu gol dan tiga assist pada debutnya untuk Internacional.

Dia kemudian menandatangani kontrak dengan AC Milan pada tahun 2008. Debutnya di Serie A pun berjalan manis dengan mencetak gol melawan Napoli. 

Pato langsung menjadi idola baru Milanisti, dan mampu mencetak 27 gol dalam dua musim pertamanya. Ia pun diganjar penghargaan Golden Boy pada tahun 2009.

Namun, cedera mulai mempengaruhi performa dan kariernya. Enam bulan setelah transfernya ke Milan, ia absen panjang karena cedera hamstring pertamanya. 

Dampaknya, cedera reguler kemudian kerap menerpa sang pemain. Masalah kebugaran kemudian menghancurkan kariernya. Ia tak lagi menjadi sosok yang sama. Pada 2013, ia dilepas ke Corinthians.

Pato sempat kembali ke Eropa ketika berkostum Chelsea dan Villareal, tapi masa keemasannya sudah habis. Kini ia bermain untuk Sao Paulo di Liga Brasil.

Anderson  

Anderson adalah pemenang penghargaan Golden Boy tahun 2008. Pada usia 21, ia menandatangani kontrak dengan Manchester United dan diplot untuk menjadi penerus Paul Scholes. Setan Merah harus merogoh kocek hingga 31,5 juta euro atau sekitar Rp506 milyar dari Porto.

Di musim perdananya, ia menjadi bagian skuad MU meraih Liga Champions dan Premier League bersama Cristiano Ronaldo.

Sayang, kariernya di Old Trafford tak pernah secemerlang yang diprediksi banyak orang. Cedera dan inkonsistensi menjadi penyebab performanya anjlok.

Anderson hanya mencatatkan 105 penampilan selama sembilan musimnya di Old Trafford, dengan hanya mencetak lima gol. David Moyes meminjamkannya ke Florentina pada 2011, tetapi dia juga gagal tampil impresif di sana.

Sempat pulang ke Brasil, Anderson kemudian bermain untuk klub Turki Adana Demirspor pada 2018 sebelum gantung sepatu di akhir musim. Padahal saat itu usianya belum genap 32 tahun.


2. Mario Goetze

Pemain klub Bundesliga Jerman Borussia Dortmund Mario Gotze.

Mario Goetze adalah pemenang Golden Boy 2011 setelah memenangkan dua gelar Bundesliga untuk Dortmund pada usia 19 tahun.

Ia adalah andalan klub kala itu di bawah asuhan Jurgen Klopp. Pada 2013, ia pindah ke Bayern Munich asuhan Pep Guardiola.

Ini cukup kontroversi mengingat rivalitas kedua klub selama ini. Gotze mencetak 10 gol dalam 27 pertandingannya di musim perdananya.

Sayang, setelahnya performa sang pemain terus menurun. Cedera dan jarangnya waktu bermain menghambat kariernya di Bayern Munchen.

Ia pulang ke Dortmund pada 2016, tetapi tetap tak mampu mengembalikan performa terbaiknya. Pada 2020 lalu ia pergi ke PSV setelah kontraknya habis dan secara perlahan kembali tampil efektif, meski tak secemerlang masa terbaiknya.

Renato Sanches

Wajar jika Renato Sanches dinobatkan sebagai peraih trofi Golden Boy pada 2016 lalu. Pasalnya, Renato turut membawa Timnas Portugal menjadi juara Piala Eropa pada tahun yang sama.

Setelah berhasil membawa Portugal juara, pemain berusia 22 tahun pindah ke Bayern Munchen dengan nilai transfer mencapai 80 juta euro. Akan tetapi, dia gagal memenuhi ekspektasi publik yang sudah terlanjur tinggi.

Renato Sanches sempat memperkuat Swansea City pada musim 2017-2018 dengan status pinjaman. Dia baru mendapatkan performa terbaiknya kembali saat memperkuat klub Ligue 1, Lille.

Golden Boy Award

Berita Terkini