x

Bedah Kualitas Alessandro Bastoni, Calon Tembok Kokoh di Lini Belakang Chelsea

Rabu, 25 Oktober 2023 07:32 WIB
Editor: Juni Adi
Alessandro Bastoni saat pemanasan sebelum pertandingan. FOTO: Alessandro Bastoni

INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, Chelsea mendekati Alessandro Bastoni untuk menambah kekuatan di lini belakang, seperti apa kualitas ketangguhannya?

Jendela bursa transfer sepak bola Eropa memang saat ini sedang ditutup, tetapi banyak tim yang sudah mulai pergerakan untuk memantau pemain incarannya, sekaligus melakukan lobi-lobi.

Baca Juga

Salah satunya adalah Chelsea. The Blues nampaknya masih akan bakar uang lagi di periode bursa transfer selanjutnya musim dingin, setelah performa tim tak kunjung membaik.

Di bursa transfer musim panas 2023 kemarin, Chelsea menjadi salah satu tim yang cukup aktif merekrut pemain.

Total mereka mendatangkan lebih dari 10 pemain baru baik bintang utama, maupun pemain muda untuk memperkuat tim reserves.

Adapun pemain bintang baru yang bergabung di antaranya Moises Caicedo, Romeo Lavia, Christopher Nkunku, hingga Nicolas Jackson.

Baca Juga

Meski begitu Chelsea masih tertatih menjalani kompetisi musim ini. Mereka saat ini terjebak di papan tengah menempati peringkat ke-10 dengan 12 poin.

Tak heran jika Chelsea masih memburu pemain baru, sektor belakang menjadi perioritas pelatih Mauricio Pochettino untuk ditambah kekuatannya.

Nama bek Inter Milan, Alessandro Bastoni masuk dalam radar prioritas yang ingin didatangkan oleh Chelsea menurut laporan Calciomercato. 

Saat ini Inter Milan membanderol Bastoni dengan harga 70 juta euro. Jika Chelsea bisa mendapatkannya, maka ada sejumlah pemain lama yang bakal jadi ampas dan terusir. Siapa saja?

Baca Juga

1. Profil Alessandro Bastoni

Pemain Juventus, Leonardo Bonucci ditempel ketat bek Inter, Alessandro Bastoni di semifinal leg kedua Coppa Italia 2022-2023. REUTERS/Daniele Mascolo

Alessandro Bastoni merupakan pesepakbola asal Italia yang lahir pada 13 April 1999 atau 24 tahun lalu. Kemampuan bermain si kulit bundar sudah dilatih oleh ayahnya, Nicola Bastoni, sejak umur usia 5 tahun.

Bastoni kecil bergabung dengan klub junior yang dilatih ayahnya, Cannatese. Lalu, setelah Bastoni berumur 7 tahun, Nicola mendaftarkannya ke Akademi Zingonia milik Atalanta. 

Baca Juga

Nyaris 10 tahun lamanya dia mengantar Bastoni bolak-balik dari Casalmaggiore ke Bergamo yang berjarak 113 kilometer.  Sebagai eks pesepak bola Italia, Nicola tahu betul kualitas akademi Atalanta. 

Selama beberapa dekade ke belakang mereka telah menelurkan bintang-bintang Italia macam Roberto Donadoni, Alessio Tacchinardi, Domenico Morfeo, Rolando Bianchi, Giampaolo Pazzini, dan Riccardo Montolivo. 

Sementara Roberto Gagliardini, Mattia Caldara, Andrea Conti, dan Franck Kessie, Dejan Kulusevski adalah beberapa alumni terbaru akademi Gli Orobici.

Sejak medio 90-an Atalanta memang aktif memproduksi pemain muda. Apalagi setelah sang presiden, Antonio Percassi, menyewa Stefano Bonaccorso untuk mengelola tim junior.

Baca Juga

Dari tim junior, Bastoni kemudian dipromosikan ke tim U-17 pada 2015, setahun kemudian ia naik ke tim U-16 hingga akhirnya mendapat kesempatan promosi ke tim utama Atalanta pada Januari 2017.

Akan tetapi Bastoni tidak mendapat banyak kesempatan bermain di tim senior Atalanta, ia hanya tampil dalam 9 pertandingan sebelum akhirnya dijula permanen ke Inter MIlan pada Agustus 2017.

Gabung Inter Milan

Meski demikian, Inter tak langsung mempersilakannya mentas. Mereka mengembalikan Bastoni ke Atalanta dengan status pinjaman.

Alasannya masuk akal, dia baru berusia 18 tahun dan kudu meningkatkan jam manggungnya. Apalagi Inter saat itu masih punya Miranda, Milan Skriniar, dan Andrea Ranocchia. Makin kecil pula kans Bastoni buat tampil.

Pun dengan periode 2018/19. Kedatangan Stefan de Vrij pada musim panas membuat lini belakang kian sesak. Alhasil, Bastoni direntalkan untuk keduanya kalinya. Kini Parma destinasinya. 

Baca Juga

Hasilnya tak buruk. Bastoni mendapatkan atensi lebih dari arsitek Parma, Roberto D'Aversa. Di Serie A, dia tampil 24 kali dan sukses menyumbang 1 gol.

Baru pada musim 2019/20 Bastoni resmi menjadi "karyawan tetap" Inter--seiring dengan kedatangan Antonio Conte. Wajar, sih, karena dia membutuhkan stok bek sentral untuk menyempurnakan pakem tiga bek. 

Itulah mengapa Conte kemudian memasukkan Bastoni dalam proyeknya. Bastoni tampil mengesankan pada periode pertamanya di Inter.

Menit bermainnya di Serie A menyentuh 1.922, lebih banyak Godin dan Ranocchia. WhoScored mencatat Bastoni menorehkan 56,4 umpan per laga atau terbanyak ketiga setelah Marcelo Brozovic dan Skriniar. 

Sementara FBRef mencatat Bastoni telah mengukir 5,51 umpan sukses ke kotak penalti lawan per 90 menitnya (tertinggi kelima di Serie A).

Dalam rentang waktu itu pula dia sukses mengumpulkan sepasang gol. Aksi ofensif Bastoni kian berkembang di musim 2020/21.

Itu tertuang lewat 4 assist dari 34 pementasan di lintas ajang. Rincinya 3 di Serie A dan satu lainnya di Liga Champions.

Jangan salah, Bastoni tetap punya kapabalitas dalam aksi bertahan. FBRef mencantumkan Bastoni di peringkat keenam dalam aspek bertahan sekaligus kemampuan dribel di Serie A.

Secara garis besar, build-up dari bek dengan umpan-umpan pendek plus serangan sayap merupakan identitas permainan Conte.

Namun, dalam situasi tertentu dia juga menginstruksikan anak asuhnya untuk melepaskan umpan jauh demi mem-by pass lini tengah lawan.

Ketika Inter Milan berganti pelatih ke Simone Inzaghi, Alessandro Bastoni tetap tak tergantikan.

Musim ini ia telah tampil dalam 9 pertandingan di lintas ajang, akan sangat kehilangan bagi Nerazzurri jika membiarkannya pergi. Total sang pemain telah bermain di 173 pertandingan dan membuat 3 gol serta 14 assist.

Bursa TransferChelseaInter MilanAlessandro Bastoni

Berita Terkini