x

Kisah Toni Syarifudin, Atlet BMX Indonesia Pertama yang Tampil di Olimpiade

Minggu, 4 September 2016 13:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Galih Prasetyo

Sejak remaja, Toni Syarifudin sudah terobsesi pada olahraga sepede BMX. Ia mampu menorehkan berbagai prestasi dari PON hingga ajang sekelas SEA Games. Kegigihannya ternyata tidak sia-sia, tahun ini pembalap kelahiran 1991 tersebut mewakili Merah Putih di ajang multievent paling bergengsi di dunia, Olimpiade Rio 2016. 

Demi tampil di Olimpiade pula, Toni harus rela membatalkan ibadah puasa demi memberikan penampilan terbaik bagi Merah Putih di ajang bergengsi tersebut. Sayangnya, langkah jagoan BMX asal Solo tersebut harus terhenti di babak perempat final.

Meski harus mengalami cedera usai tampil di Olimpiade Rio 2016, ia menilai hal tersebut merupakan salah satu momen terbaik dalam kariernya di ajang balapan BMX. Seperti apa sosok Toni Syarifudin dan kiprahnya di dunia BMX? Berikut INDOSPORT mencoba merangkumnya untuk pembaca setia:


1. Awal Mula Tertarik BMX

Aksi Toni Syarifudin, pembalap BMX asal Indonesia yang di ajang Olimpiade 2016.

INDOSPORT: Ceritakan bagaimana awalnya anda suka dengan olahraga balap sepeda khususnya BMX?

Toni Syarifudin : Awalnya saya lihat teman-teman di kampung yang main sepeda tapi waktu itu kemudian tertarik tetapi cuma main-main saja. Waktu itu masih SMP.

INDOSPORT: Selanjutnya kapan pertama kali memiliki sepeda yang akhirnya membawa anda menjadi seorang atlet?

Toni Syarifudin : Saya punya sepeda BMX itu sekitar kelas dua SMP, waktu itu pemberian orang tua.

INDOSPORT: Pertama kali ikut lomba?

Toni Syarifudin : Pertama kali lomba itu 2005 di Klaten, Jawa Tengah. Waktu itu belum ada kelasnya jadi saya ikut kelas dewasa. Di babak penyisihan pertama berhasil lolos tetapi kedua selanjutnya tidak masuk.

INDOSPORT : Perasaan anda saat itu harus melawan orang yang lebih dewasa?

Toni Syarifudin : Meski gagal tapi itu adalah perlombaan yang paling mengesankan bagi saya. Saya ingin sekali merasakan balapan jadi enjoy saja.

INDOSPORT : Setelahnya?

Toni Syarifudin : Setelahnya di 2006 sudah mulai sering ikut balapan sampai sekarang. Sempat off juga di 2009 karena memang waktu itu tidak ada race, BMX bisa dikatakan sedang mati suri. Waktu itu cuma main-main dan latihan seperti biasa saja.

INDOSPORT : Bagaimana dengan pendidikan, karena Anda harus menimba ilmu sekaligus mulai meniti karier?

Toni Syarifudin : Terkadang bentrok dengan waktu sekolah, kalau sudah seperti itu paling izin. Dari keluarga sih tidak masalah, yang terpenting saya bisa bagi waktu. Setelahnya saya mulai fokus dan di 2008 sudah mulai masuk kelas elite dengan usia yang masih muda.


2. Batal Puasa Demi Olimpiade

Aksi Toni Syarifudin, pembalap BMX di ajang Olimpiade 2016.

INDOSPORT: Kabarnya anda rela tidak mengikuti ibadah puasa untuk bisa tetap latihan dan berlaga di Olimpiade Rio 2016?

Toni Syarifudin : Iya betul, kemarin persiapan sebelum Olimpiade itu sampai harus batal puasa, dan itu sayang sekali. Akan tetapi memang harus seperti itu pilihannya, karena kalau saya ikutan puasa latihannya tidak bisa maksimal karena di BMX butuh kekuatan.

INDOSPORT: Apa hal tersulit yang anda temui selama berkarier di BMX hingga akhinya bisa ke Olimpiade?

Toni Syarifudin : Yang tersulit di BMX itu dari trek-nya, tapi kalau sudah terbisa tidak masalah. Menurut saya justru yang sulit itu lawan-lawannya. Dan yang penting di BMX itu bukan cuma kekuatan, nyali saja, tetapi butuh teknik karena olahraga ini tidak hanya cukup berani saja.


3. Pengalaman di Olimpiade

Toni Syarifudin saat berlaga di Olimpiade Rio 2016.

INDOSPORT: Setelah Olimpiade, apakah akan turun di PON XIX Jawa Barat bulan ini?

Toni Syarifudin : PON kali ini saya tidak bisa ikut karena masih cedera di bahu. Ligamennya putus, belum bisa banyak gerak, dan harus istirahat total sekitar 4 bulan.

INDOSPORT: Seperti apa pengalaman Anda selama Olimpiade Rio di Brasil?

Toni Syarifudin : Di Brasil sempat kewalahan karena tidak terbiasa dengan trek supercross. Saya cuma dua minggu latihan trek seperti itu di Amerika, sementara yang lainnya memang pengalaman dengan trek itu.

INDOSPORT: Selain minimnya latihan apa yang membuat anda harus terhenti di babak perempat final?

Toni Syarifudin : Kalau menurut saya trek-nya itu tidak normal. Jarak trek dan speed-nya hampir dua kali lipat lebih kencang dan itu butuh nyali yang sangat tinggi.

INDOSPORT: Selain itu?

Toni Syarifudin : Saya memang kurang pengalaman di trek sepert itu. Saya lolos ke Olimpiade itu balapannya sendiri kemudian dapat poin tetapi bukan di trek supercroos. Di Asia juga jarang ada trek yang seperti itu. Di Jepang ada, tetapi atlet mereka memang biasa main di luar misalnya di Amerika.

INDOSPORT: Apa yang anda rasakan saat berada di atas sepeda dan berlomba di ajang sekelas Olimpiade?

Toni Syarifudin : Ada senangnya, ada nervous dan ada takutnya juga tetapi masih enjoy pas lomba


4. Momen Terbaik di BMX dan Harapan

Toni Syarifudin, atlet BMX asal Indonesia yang tampil di Olimpiade Rio 2016.

INDOSPORT: Selama berkarier di BMX, momen apa saja yang paling membekas?

Toni Syarifudin : Menurut saya momen terbaik itu waktu di PON. Apalagi di 2008 itu tidak ada yang menyangka saya dapat emas karena waktu itu baru 17 tahun. Kemudian di 2012 itu saya sempat cedera, patah ligament lulut kanan. Waktu itu dipaksain turun bertanding, tidak bisa maksimal tetapi masih bisa dapat medali. Sejauh ini, saya sudah dua kali naik meja operasi.

INDOSPORT: Siapa yang paling berjasa di karier anda?

Toni Syarifudin : Yang paling berperan di karier itu pelatih saya, Pak Dadang. Dahulu sampai putus asa karena sering cedera tetapi beliau yang selalu dukung. Dia juga yang memotivasi saya sebelum ke Olimpiade itu dimana sering ikut kejuaraan sendiri karena Pelatnas waktu itu belum ada.

INDOSPORT: Selain BMX, olahraga apa yang menjadi favorit ?

Toni Syarifudin : Selain suka BMX, saya juga suka snorkling, tempat favoritnya di Lombok, di Gilitrawangan.

INDOSPORT: Apa harapan anda di tahun mendatang?

Toni Syarifudin : Semoga bisa memberikan yang terbaik di tahun depan, di SEA Games terus Asian Games dimana kita sebagai tuan rumah. Semoga saja fasilitas untuk BMX semakin banyak soalnya tempat latihan itu masih kurang sementara cukup banyak atlet muda.  

Wawancara KhususBMXOlimpiade Rio de JaneiroToni SyarifudinOlimpiade Rio 2016

Berita Terkini