Kisah Atlet Paralayang Terbaik Ke-3 Dunia, Asal Indonesia
INDOSPORT.COM - Upacara pembukaan Asian Games 2018 hanya berjarak tiga hari -- pesta olahraga terbesar di benua Asia ini telah berada di depan mata. Indonesia, tepatnya dua kota, yakni Jakarta dan Palembang, menjadi negara yang berkesempatan untuk menjadi penyelenggara.
Salah satu cabang olahraga yang akan dipertandingan untuk pertama kalinya di Asian Games 2018 adalah paralayang. Berstatus tuan rumah, Indonesia memiliki satu atlet paralayang yang diproyeksi akan meraih medali emas, yaitu Rika Wijayanti.
Memiliki rumah yang berdekatan dengan lapangan yang digunakan sebagai area pendaratan bagi para penggemar olahraga paralayang di Songgokerto, Batu, Malang, Jawa Timur, tak aneh bila Rika kepincut olahraga ekstreme ini sejak remaja.
Rika kerap membantu melipat parasut di area pendaratan dan mendapatkan bayaran dari kegiatannya itu. Dari situ, ia kemudian berkesempatan untuk urusan ground handling (mengatur parasut selama di darat).
Dilansir dari Nawala KSP, Rika terjun ke dunia paralayang karena ajakan kakaknya, Joni Effendi, yang terlebih dulu menjadi atlet. Kala itu, Rika masih berusia 16 tahun.
Lalu pada tahun 2013, Rika mengikuti kejuaraan profesionalnya di Kejuaraan paralayang di Danau Toba, Sumatera Utara.
1. Terbaik Ketiga di Dunia
Perempuan yang kini berusia 23 tahun itu pun terus berkembang sebagai atlet dan telah mencapai sejumlah prestasi di level internasional.
Di tahun 2017, Rika menjadi juara Paragliding Accuracy World Cup 2017. Dari empat seri turnamen, ia menjuarai seri di Serbia, Kanada (runner up), Slovenia (peringkat empat) dan Indonesia (peringkat tujuh).
Di tahun 2018, Rika kembali menorehkan prestasi. Ia memulai seri Paragliding Accuracy World Cup 2018 dengan menjuarai seri pertama di Cyprus, Turki.
Di Asian Games 2018 sendiri, Rika akan mengarahkan matanya pada medali emas pada nomor ketepatan mendarat perorangan. Sebagai atlet paralayang peringkat ketiga dunia, di belakang Marketa Tomaskova, (Republik Ceko) dan Nunnaphat Puchong (Thailand), target itu, tentu saja, tidak muluk-muluk.