x

Aksi di Manila, Duel Terbaik Dua Petinju Terhebat di Dunia

Jumat, 7 Oktober 2016 14:00 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra

Hari pertama di bulan Oktober, 41 tahun yang lalu. Manila, Filipina tiba-tiba menjadi sorotan dari jutaan mata dunia.

Hari bersejarah akan dimulai pada pukul 10 malam, waktu setempat. Saat itulah bel tanda dimulainya ronde pertama dari duel dua petinju terhebat dunia akan dimulai.

Araneta Coliseum Manila akan menjadi saksi bagaimana dua pria sejati saling bertarung di tengah ring. Meski keduanya sudah tidak lagi berada di masa kejayaan, namun laga ini tetap dianggap sebagai salah satu duel bergengsi yang tak boleh luput disaksikan.

Boleh jadi karena ketatnya persaingan keduanya di dunia tinju kala itu. Frazier dan Ali adalah gambaran persaingan dua pria tangguh di ring tinju dunia.

Laga di Manila merupakan kali ketiga keduanya bertemu. Hal inilah yang disinyalir jutaan pecinta tinju dunia akan membuatnya semakin seru.

Apalagi laga ini dipastikan sebagai penutup dari pertarungan keduanya di atas ring. Ali dan Frazier sebelumnya telah dua kali bertemu.

Pertemuan pertamuan pertama terjadi di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat pada tahun 1971. Saat itu, Smokin' Joe, julukan Joe Frazier mampu mengandaskan Ali di menit ke-15.

Kekalahan ini menjadi kekalahan pertama Ali dalam kariernya. Bunga dendam pun mulai merekah di dada Ali.

Tiga tahun berselang, Ali kembali menantang Frazier dalam sebuah laga mempertahankan gelar. Laga ini kembali dilakukan di tempat yang sama dengan lokasi di mana Ali kalah.

Tapi hasil akhir berbeda. Kali ini Ali sukses mengandaskan lawannya melalui kemenangan angka.

Fakta dari dua pertandingan sebelumnya menjadi bumbu sedap dari pertarungan yang dikenal dengan 'Thrilla in Manila' ini. Sebuah laga brutal di atas ring yang disaksikan jutaan pasang mata sebagai laga abad ini.

Bagaimana horornya pertarungan keduanya di atas ring, berikut ulasan dari tim INDOSPORT:


1. Duel Penentu Dua Petinju Terbaik Dunia

Muhammad Ali vs Joe Frazier 3.

Muhammad Ali datang ke Manila sebagai juara kelas berat. Sementara Frazier yang dikenal sebagai petinju pertama yang berhasil mengandaskan Ali datang sebagai penantang.

Araneta Coliseum pun dipilih sebagai lokasi bentrok keduanya. Laga ini kadung menghangat sejak direncanakan.

Laga ini kemudian dipertegas dengan nama 'Thrilla in Manila'. Tajuk tersebut diberikan karena sebuah ucapan Ali yang mengejek Frazier.

Saat melakukan konferensi pers, Ali berujar "Killa, Thrilla, and Chilla, when i get the gorilla in the Manila". Ali memang sempat menyematkan 'Gorila" sebagai julukan untuk calon lawannya.

Hal ini pun berujung dengan saling pukul antara keduanya bahkan sebelum berada di tengah ring. Dan, waktu yang dinanti pun tiba.

Pukul 10 malam, dengan teriakan histeris dari 28 ribu penonton yang memenuhi Araneta Coluseum, Manila, bel pertama tanda berlangsungnya duel ini pun dimulai.


2. Smokin' Joe Kuasai Separuh Laga

Muhammad Ali vs Joe Frazier 3

Muhammad Ali telah berusia 33 tahun saat menjalani laga ini. Joe Frazier yang menjadi lawannya pun tak lebih muda.

Frazier hanya berselisih 2 tahun lebih muda dari Ali. Laga ini pun sempat diragukan oleh kedua pelatih yang mengkhawatirkan kondisi fisik kedua petinju.

But show must go on, keduanya yang tersulut api rivalitas dalam empat tahun terakhir tetap bersikeras untuk bertanding. Apalagi, Ali baru saja mengalahkan George Foreman yang sebelumnya 'mencuri' gelar Frazier.

Sejak bel pertama dibunyikan, napas penonton seakan berhenti. Degup jantung penyaksi laga ini berdetak lebih pelan dari kondisi normal.

Mereka terbawa setiap detail gerakan dua petinju yang berkeringat deras di atas panggung. Jual beli pukulan pun tak terelakan dari keduanya.

Ali memulai laga dengan sebuah kejutan. Ali tak lagi melompat-lompat di tengah ring sambil mengecoh dengan pukulan cepat.

Kali ini Ali meladeni Frazier dengan permainan cepat. Sementara Frazier bertahan dengan sesekali lontaran jab keras.

Ali yang merasa di atas angin, kemudian berlaku angkuh. Ali lebih banyak menghabiskan tenaga untuk mengejek Frazier.

Hal ini menjadi bumerang baginya selepas menit kelima. Frazier berhasil bangkit untuk memojokan Ali.

Teknik rope a dope yang dijalankan Ali gagal total. Frazier yang dibiarkannya memojokkannya tetap bersemangat melancarkan pukulan hingga ronde kesembilan.

Ali mulai kepayahan, dan mengalami sedikit luka di wajah. Sementara Frazier menikmati kegagalan Ali dalam menerapkan strategi.


3. Serangan Balik Kilat Ali

Muhammad Ali vs Joe Frazier 3.

Sampai dengan ronde ke-10, Frazier masih berdiri tegap di atas kedua kakinya. Tak sedikit pun gontai kaki menunjukkan celah lemah.

Ali mulai berpikir ulang, mengecek strategi jika tak ingin malu sendiri. Petinju berjuluk Si Hebat ini ini pun mulai berani menyerang.

Sementara Frazier mulai melemah melancarkan serangan. Frazier mulai melangkah mundur dan nampak hilang fokus.

Kombinasi pukulan cepat dengan variasi gerakan yang masih lincah, membuat Ali kembali di performa aslinya. Wajah Frazier mulai remuk redam.

Sejumlah luka sudah mulai nampak di pelipis dan kedua matanya. Kelopak Frazier pun nampak semakin sulit untuk terbuka lagi.

Puncaknya terjadi di dua babak ke-13 dan 14. Frazier sudah semakin kepayahan, wajahnya sudah babak belur.

Bahkan, Frazier sudah mulai sulit melihat. Namun, mundur bukan jalan tepat baginya.

Smokin' Joe menolak menyerah. Ali pun terheran meskipun pukulannya membuat Frazier memuntahkan pengaman giginya, namun lawannya tersebut masih enggan menyerah.


4. Ronde Terberat Dua Petarung Hebat

Muhammad Ali vs Joe Frazier 3.

Rentetan pukulan Ali mencapai klimaks di ronde ke-14. Frazier nyaris tak bisa melihat lagi, dan kembali dapat serangkaian pukulan bersih yang dilepaskan Ali.

Belakangan diketahui kalau Frazier menderita katarak di mata kiri, dengan mata kanan terluka parah akibat pukulan Ali, itu artinya Frazier 'buta' saat menjalani ronde ke-14.

Brutalnya pertarungan ini terlihat dari langkah kedua petarung yang tak lagi tegap di ring. Entah apa yang membuat keduanya masih bertahan, tapi Ali dan Frazier masih saling memukul dengan beringas.

Mulut besar Ali memaksanya membuktikan diri bahwa dirinya lebih baik dari sang lawan. Ali terus memborbardir Frazier yang separuh melihat.

Akhirnya Eddie Futch tidak tahan melihat anak asuhnya menjadi bulan-bulanan. Pelatih Frazier ini pun memaksa wasit menghentikan pertarungan.

Namun, Frazier menyesalkan keputusan sang pelatih. Frazier masih memilih untuk terus melawan Ali yang akhirnya dinyatakan sebagai pemenang.

Laga, luka, dan drama semakin menguatkan pertarungan Ali dan Frazier di Manila sebagai salah satu duel terbaik abad ini. Bahkan, Ali harus membayar mahal usai melakoni laga ini.

Ali tak mampu menahan tubuhnya yang juga sama lelahnya dengan Frazier. Ali pun harus ditandu saat meninggalkan ring, karena sempat terjatuh di dalam ring.

Muhammad AliJoe FrazierIn Depth SportsFlashback

Berita Terkini