Peringkat Akhir Indonesia di Olimpiade 2020 Masih Bisa Berubah, Jika...
INDOSPORT.COM - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) atau NOC, Raja Sapta Oktohari, menilai peta persaingan di Olimpiade 2020 mengalami perubahan. Hal itu dikarenakan banyak faktor yang terjadi selama masa pandemi covid-19.
Indonesia menutup penampilan di Olimpiade 2020 dengan menempati posisi ke-55 berkat koleksi lima medali, yaitu satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. Posisi itu turun sembilan peringkat dibanding Olimpiade 2016 (1 medali emas dan 2 perak).
Namun, peringkat Indonesia masih bisa naik apabila peraih medali emas angkat besi kelas 49 kg putri asal China, Hou Zhihui, terbukti memakai doping.
"Jika melihat peta kekuatan Asia Tenggara, Indonesia berada di ranking kedua setelah Filipina. Tapi, Indonesia memiliki potensi kenaikan posisi medali dari cabang olahraga angkat besi," ujar Raja Sapta Oktohari.
"Perunggu Windy Cantika Aisyah (kelas 49 kg putri) berpotensi naik menjadi perak bila peraih medali emas (asal China, Hou Zhihui) bisa dibuktikan doping," imbuhnya.
1. Paris 2024
Terlepas dari penurunan peringkat di Olimpiade 2020, banyak pelajaran berharga yang didapat atlet Indonesia. Untuk itu, Okto meminta izin kepada Menpora Zainudin Amali untuk bisa mengawal proses kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Terlebih, usia tiga dari enam atlet peraih medali di Tokyo berada di kisaran 23 tahun. Mereka, kata Okto, berpotensi tampil di Paris 2024.
"Sebanyak 14 orang atlet Indonesia yang turun, 25 persen berusia kurang atau sama dengan 23 tahun. Sebanyak 21 atlet atau 75 persen secara usia masih mungkin tampil mengikuti kualifikasi menuju Paris," katanya.
"Sebut saja jika Greysia Polii dan Eko Yuli disiplin berlatih, menjaga fisik, asupan nutrisi baik, pun masih berpeluang tampil lagi di Paris 2024," tuntas Raja Sapta Oktohari.