Tarik Tambang, Olahraga Rakyat yang Menjadi Lambang Perlawanan

Jumat, 12 Agustus 2016 13:49 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra
 Copyright:

Dua regu saling adu kuat dengan seutas tambang. Biasanya dilakukan oleh para lelaki, namun tak sedikit perempuan yang ambil bagia.

Kedua regu berisi jumlah orang yang sama. Hanya saja mereka dipisahkan sebuah garis pembatas.

Laga pun dimulai saat keduanya saling berusaha menarik lawan menyeberangi garis pembatas. Cengkraman semakin erat dengan sayup dukungan penonton.


Dua regu saling bekerjasama untuk bisa saling menarik lawan dalam perlombaan tarik tambang.

Demikian suasana perlombaan tarik tambang biasanya berlangsung. Olahraga tradisional ini acap kali dipertandingkan masyarakat Indonesia jelang memperingati hari kemerdekaan.

Entah dari mana awalnya, olahraga ini bisa menjadi salah satu cabang idola. Namun satu yang pasti, setiap pelosok Nusantara pasti mengenal olahraga tradisional ini.

Sebagai sebuah olahraga tradisi yang cukup intim dengan masyarakat tanah air, tarik tambang justru diketahui pertama kali ditemukan di India. Menurut cerita rakyat, tarik tambang digunakan para rakyat India kuno untuk menumbangkan raja mereka yang lalim.


Tarik tambang bisa dimainkan semua usia, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Raja yang sombong ini dengan angkuh menantang rakyatnya. Bodohnya, Sang Raja justru terjebak dengan ide rakyat yang memintanya bermain tarik tambang.

Melawan ribuan manusia seorang diri membuat Raja tersebut kewalahan dan mengakui keunggulan rakyatnya. Untuk memperingati hal ini maka rakyat India pun menjadikan tarik tambang sebagai monumen perlawanan dalam tradisi mereka.

Dalam cerita dari mulut ke mulut, sejarah tarik tambang diperingati juga sebagai perlawanan masyarakat Indonesia terhadap Belanda. Pada masa penjajahan, banyak orang Indonesia yang dipaksa bekerja kasar dengan menggunakan tambang.

Mereka diminta untuk memindahkan batu, pasir dan berbagai benda berat lain dengan tambang. Kurangnya hiburan bagi para penjajah dan yang terjajah membuat mereka berpikir untuk menjadikan tarik tambang sebagai ajang adu kuat.


Tarik tambang juga menjadi salah satu olahraga hiburan di Eropa pada masa perang dunia.

Saat itu pesertanya meliputi warga pribumi melawan pribumi ataupun penjajah melawan pribumi. Hal ini kemudian menjadi prasasti awal bagi masyarakat Indonesia untuk menjadikan tarik tambang sebagai salah satu olahraga tradisional yang dipertandingkan di peringatan hari kemerdekaan.

Jika dilihat lebih jauh, olahraga rakyat ini juga memiliki beberapa manfaat. Selain untuk melatih ketangkasan karena dimainkan secara beregu, tarik tambang juga disinyalir mampu menurunkan tensi ketegangan pikiran.


Olimpiade 1900 hingga Olimpiade 1920 pernah mempertandingkan cabang olahraga tarik tambang.

Tarik tambang bahkan sempat menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan dalam Olimpiade. Cabang ini menjadi salah satu cabang pada Olimpiade 1900 di Paris hingga Olimpiade 1920 di Antwerp.

13