Kebijakan Trump Ancam Pencalonan AS sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2026

Sabtu, 11 Maret 2017 06:32 WIB
Penulis: Nindhitya Nurmalitasari | Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:

Kebijakan imigrasi yang dikeluarkan pada 27 Januari 2017 lalu oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai pelarangan imigran memang kontroversial. Pasalnya pemerintah melarang warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim yakni Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan Selatan, Suriah, dan Yaman untuk masuk ke negaranya selama 120 hari. Setelah sempat menuai banyak kecaman dari berbagai pihak, kebijakan ini pun dibekukan secara nasional oleh hakim pengadilan federal di beberapa negara bagian AS, Februari lalu.

Namun, sebulan kemudian, tepatnya pada Senin (06/03/17), Gedung Putih kembali meluncurkan versi terbaru kebijakan anti-imigran tersebut. Revisi kebijakan ini melarang pengungsi dari enam negara yaitu Iran, Libya, Somalia, Sudan Selatan, Suriah, dan Yaman untuk masuk ke Amerika Serikat dengan dalih pertimbangan keamanan

Tak pelak, banyak pihak yang menyayangkan kebijakan ini. Seperti yang sebelumnya diberitakan, salah satu hal yang menjadi kekhawatiran banyak orang adalah mengenai dampak kebijakan ini terhadap nasib pencalonan Kota Los Angeles, Amerika Serikat sebagai tuan rumah Olimpiade 2024. Meskipun, Ketua Komite Los Angeles 2024, Gene Sykes, menyatakan Trump siap mengubah kebijakannya demi Olimpiade.

Gianni Infantino, Presiden FIFA.

Tak hanya itu, kebijakan ini juga dapat mengancam masa depan pencalonan AS sebagai tuan Piala Dunia FIFA 2026. Terlebih lagi Presiden FIFA, Gianni Infantino, sendiri menyatakan bahwa kebijakan ini dapat membatalkan proposal pencalonan AS sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026. Meski pembukaan penawaran untuk menjadi tuan rumah belum resmi dimulai.

"Kami sekarang dalam proses untuk menentukan syarat. Di dunia ini ada banyak negara yang memiliki larangan, seperti larangan perjalanan, persyaratan visa, dan sebagainya. Sudah jelas, apabila berhubungan dengan kompetisi-kompetisi FIFA, semua tim, termasuk pendukung dan ofisial tim tersebut, yang berkualifikasi untuk Piala Dunia harus mendapat akses ke negara tersebut, bila tidak maka tidak akan ada Piala Dunia," ujar Infantino dilansir dari The Guardian.

Meskipun begitu Infantino tetap menghormati kebijakan Trump. "Trump adalah presiden Amerika Serikat, dan saya sangat menghormati apa yang dia lakukan."