BCS Tewaskan Suporter, PSS Terkena Laga Usiran

Rabu, 15 Oktober 2014 10:30 WIB
Kontributor: Stefanus Sastrohandojo | Editor: Daniel Sasongko
© Stefanus Sastrohandojo/INDOSPORT
Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan (kiri), saat melakukan investigasi di Yogyakata, Selasa (14/10/14), terkait tindak kekerasan kelompok suporter Sleman terhadap kelompok suporter PSCS Cilacap. Copyright: © Stefanus Sastrohandojo/INDOSPORT
Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan (kiri), saat melakukan investigasi di Yogyakata, Selasa (14/10/14), terkait tindak kekerasan kelompok suporter Sleman terhadap kelompok suporter PSCS Cilacap.

Oknum BCS melakukan pengrusakan dan penganiayaan terhadap suporter PSCS Cilacap, Lanus Mania, yang melewati wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (12/10/14). 

Saat itu, Lanus Mania baru saja kembali dari Solo dengan memberikan dukungan pada PSCS yang bertanding melawan Persis Solo di Stadion Manahan. Dalam laga tersebut PSCS kalah 0-1. 

Dalam perjalanan kembali ke Cilacap, bus yang ditumpangi Lanus Mania diserang oknum saat memasuki Yogyakarta. Tindakan para pelaku kekerasan itu mengakibatkan seorang suporter, M. Ikhwanuddin, meninggal dunia. Ironisnya, korban adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta. 

Selain itu, bus Lanus Mania mengalami pecah kaca karena dilempari pelaku. Sejumlah suporter lain mengalami luka-luka. Pihak kepolisian mengamankan 11 orang, termasuk seorang yang masih di bawah umur. Delapan orang dinyatakan sebagai tersangka. 

"Ini merupakan tindak kriminal karena telah terjadi pengrusakan dan penganiayaan yang mengakibatkan seseorang meninggal. Sementara, bis yang ditumpangi juga rusak berat. Kami tidak akan mencampuri kasus ini karena ini sudah masuk wilayah hukum normatif. Saat ini, kepolisian sudah menangkap para pelaku dan masih memburu pelaku utama," kata Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSS, Hinca Panjaitan, yang datang ke Yogyakarta, Selasa (14/10/14), untuk melakukan investigasi.

Hinca didampingi Sekretaris Asosiasi PSSI (Asprov) DIY, Dwi Irianto, dan Ketua Asprov Jateng, Johar Lin Eng. Menurut Hinca, Komdis PSSI perlu mengusut insiden itu karena ada korban jiwa yang melayang. 
 
"Kita sepakat lebih baik, tidak ada sepakbola bila ada korban jiwa. Ini yang menjadi alasan mengapa Komdis melakukan pengusutan kasus penganiayaan ini. Apakah pelaku merupakan suporter yang berafiliasi pada klub. Untuk itu saya datang ke Yogyakarta untuk melakukan penyelidikan," papar Hinca kepada awak media, termasuk INDOSPORT.

Setelah mendapatkan bukti-bukti, Komdis PSSI langsung bergerak cepat mengambil keputusan dengan menghukum PSS Sleman. Menurut Hinca, dari bukti-bukti yang ada dan pengakuan pelaku, mereka adalah bagian dari BCS yang merupakan salah satu suporter PSS. 

"Mereka yang melakukan penganiayaan mengaku dari BCS yang berafiliasi pada klub PSS. Karena dosa suporter, maka klub yang harus menanggungnya," tegas Hinca. 

Karena suporter telah melakukan kesalahan berat, PSS dikenai sanksi menggelar laga tanpa penonton, saat menjamu Persiwa Wamena dalam lanjutan 8 Besar Divisi Utama Sabtu (18/10/14). PSS pun harus menggelar laga itu di luar Kota Sleman dengan jarak minimal 100 kilometer. 

"Hukuman ini tidak ada banding. Sanksi segera dijatuhkan karena kompetisi sedang bergulir. Mereka juga akan bertanding Sabtu mendatang," pungkas Hinca Panjaitan. 

1