Piala Afrika 2015

Maroko dan Tunisia Dijatuhi Sejumlah Sanksi

Minggu, 8 Februari 2015 01:09 WIB
Editor: Charles Emanuel Dominggus
 Copyright:

Maroko tak bisa berpartisipasi di dua edisi Piala Afrika ke depan. Tak hanya itu. Federasi Sepakbola Kerajaan Maroko (FRMF) juga didenda sebesar satu juta dolar dan diwajibkan membayar 8,05 juta euro kepada Konfederasi Sepakbola Afrika dan mitra-mitranya.

Komite eksekutif CAF menolak berbagai klaim force majeure dari FRMF dan mendapati bahwa federasi itu harus bertanggung jawab secara finansial untuk keputusan mengundurkan diri dari menjadi tuan rumah.

Maroko meminta turnamen itu ditunda setahun untuk meredakan masalah Ebola yang terjadi di Afrika barat.

Negara Afrika utara itu dicoret haknya untuk menjadi tuan rumah oleh CAF pada November, ketika turnamen itu dipindahkan ke Guinea Equatorial.

CAF mengatakan saat itu bahwa sejumlah kecemasan dari pihak Maroko menimbulkan kegelisahan, khususnya kecemasan bahwa kompetisi itu akan menarik puluhan ribu pengunjung dari Afrika barat di mana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan hampir 9.000 orang meninggal karena Ebola.

Menteri Pemuda dan Olahraga Maroko Mohamed Ouzzine saat itu memberi kemungkinan bahwa para pemain yang berkarier di Eropa tidak akan ambil bagian di turnamen, yang akan mengacaukan banyak hal, namun hal itu tidak terwujud.

CAF juga memberi waktu sampai 31 Maret kepada Federasi Sepakbola Tunisia (TFF) untuk meminta maaf atas tingkah laku para pemain mereka dan presiden (TFF) Wadie Jary, menyusul kekalahan kontroversial di perempatfinal dari Guinea Equatorial atau menghadapi pencoretan dari edisi 2017.

Jary telah diskors dari semua aktivitas CAF setelah ia menuduh organisasi itu bias terhadap negaranya, menyusul penalti yang diberikan kepada Guinea Equatorial yang membuat pertandingan antara keduanya harus diteruskan ke masa perpanjangan waktu.

CAF mengatakan Jary harus meminta maaf atau memberikan surat dengan bukti tak terbantahkan untuk mendukung klaim-klaimnya.

Tunisia telah didenda 50.000 dolar untuk apa yang disebut CAF sebagai "tingkah laku agresif sebagian pendukungnya di tribun, invasi lapangan setelah peluit akhir berbunyi oleh para pemain dan para pemain pengganti... Menghina wasit dan berusaha menyerangnya secara fisik dan perilaku yang disesalkan dari presiden Federasi Sepakbola Tunisia."

4