Gencar Bangun Stadion, Indonesia Serius Jadi Tuan Rumah Piala Dunia?

Jumat, 6 Januari 2017 11:08 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto
 Copyright:

Piala Dunia merupakan event atau turnamen sepakbola paling bergengsi di dunia, yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Semua negara berlomba-lomba ingin tampil di turnamen yang paling banyak dijuarai oleh Brasil (lima gelar) tersebut.

Tak hanya itu, negara-negara di seluruh belahan bumi juga ingin berlomba-lomba menjadi tuan rumah Piala Dunia. Maklum, tuan rumah berkesempatan otomatis berlaga di Piala Dunia tanpa babak kualifikasi. Hal itu bisa terjadi layaknya juara bertahan.

Kesempatan itu yang coba dimanfaatkan Indonesia. Indonesia pernah berminat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Namun pada kenyaatannya gagal, usai Qatar yang ditunjuk FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Tak berhenti di situ, Indonesia mencoba peruntungan dengan mencalonkan diri menjadi tuan rumah 2030. Pasalnya, tuan rumah Piala Dunia 2026 tidak boleh dari negara-negara Eropa dan Asia. Hal itu sesuai peraturan FIFA yang ingin penyelenggaraan Piala Dunia secara merata.

Indonesia pun mempunyai rencana untuk tetap tidak menyerah, jika gagal pada tahun 2030. Indonesia akan mencalonkan diri kembali sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.
 


Piala Dunia menjadi moment paling diidam-idamkan setiap negara.

Nampaknya keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia begitu serius. Apa indikasi yang bisa menggambarkan hal tersebut? Tentu yang paling utama adalah gencarnya pembangunan stadion bertaraf internasional dan renovasi stadion di seluruh pelosok Tanah Air.

Wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur, sedang dibangun Stadion Batakan. Stadion ini mempunyai desain yang hampir mirip dengan markas Arsenal, Fly Emirates Stadium. Pembangunannya kini sudah mencapai tahap akhir, dan kemungkinan bisa digunakan klub Persiba Balikpapan pada pertengahan tahun 2017.

Wilayah Sumatera Barat khususnya Kabupaten Pasaman Barat tidak mau ketinggalan. Pemerintah wilayah tersebut akan membangun stadion bertaraf internasional layaknya Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Tak tanggung-tanggung, dana yang dihabiskan mencapai Rp7 miliar.

"Kita sudah mengawali pembangunannya di Komplek Pertanian Padang Tujuh. Lapangan sepakbola dan lintasan atletiknya sudah siap. 6 bulan lagi lapangannya sudah bisa digunakan,” kata Bupati Pasaman Barat, Syahiran seperti diberitakan Antara.
 


Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Lalu ada Provinsi Riau yang tepatnya berada di Kota Tanjungpinang (Pulau Dompak). Pemerintah di sana sedang membangun Stadion Utama Tanjungpinang dengan kapasitas 40 ribu bertaraf internasional.

Kemudian, ada rencana pembangunan Stadion Bae Kudus di Jawa Tengah, dan Stadion Landak di Kalimantan Barat.

Tak hanya pembangunan stadion oleh pemerintah, arsitek-arsitek andal karya anak bangsa juga mencobanya. Contohnya adalah Jafni Zul Fahmi dan Fikri Izza yang berstatus mahasiswa Institut Tekhnologi Surabaya (ITS).

Mereka berdua merancang pembangunan lima stadion bertaraf internasional untuk mendukung Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Mereka merancang Stadion BMW (Jakarta Utara), Mayadenawa Stadium (Bali), Sultan Hasanuddin Sport Complex Stadium (Makassar), Rancangan Djarum Eco Stadium (Semarang), dan Garuda Jaya Stadium (Yogyakarta).
 


Desain Mayadenawa Stadium, Bali.

Mereka membangun rancangan stadion-stadion tersebut dengan konsep dan penelitian bisa menunjang peningkatan perekonomian rakyat. Tak hanya itu, mereka juga memiliki pembangunan konsep stadion yang ramah lingkungan dan menunjukkan kebudayaan Indonesia.

Tentunya, pembangunan stadion-stadion tersebut didukung dengan tata letak sesuai peraturan FIFA untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, yakni dekat dengan bandara dan akses transportasi cepat lainnya. Total anggaran yang dihabiskan mencapai Rp200 trilliun.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi dan Pesatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah memberikan restu. Namun, semua keputusan anggaran berada di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
 


Stadion Stadion BMW, Jakarta Utara.

"Terima kasih apresiasinya Bapak Menpora, Imam Nahrawi. Kata Menpora, rancangan kami ini sesuai dengan keinginan dan cita-cita beliau. Bahkan, orang PSSI ikut mendukung gerakan kami ini," kata Jafni.

“Kami melihat potensi wisata, misi saya meningkatkan tingkat perekonomian. Stadion-stadion ini nantinnya akan terkoneksi dengan pesawat rute jauh. Letaknya berjauhan karena kami ingin nantinya perusahaan penerbangan Indonesia juga mendapat keuntungan. Kita sudah hitung keuntungan dari stadion-stadion tersebut,” ujar Jafni kepada INDOSPORT.

Tak hanya pembangunan, renovasi stadion pun digencarkan. SUGBK yang tengah direnovasi untuk perhelatan Asian Games 2018. Belum lagi renovasi Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Utama Riau (Riau), dan Stadion Harapan Bangsa (Aceh).

Semuanya akan bergabung dengan beberapa stadion bertaraf internasional yang baru dan sudah berdiri gagah, yakni Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Gelora Bandung Lautan Api (Bandung), Stadion Wibawa Mukti (Cikarang), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Patriot (Bekasi), dan Stadion Pakansari (Cibinong). 
 


Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

Kini, kiprah Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia hanya bisa dijawab dengan waktu. Semoga saja suatu saat nanti, Indonesia bisa berlaga di Piala Dunia, entah sebagai tuan rumah atau babak kualifikasi.

2.8K