4 Bulan Usai Tragedi Malari, Timnas Indonesia Pecundangi Juara Piala Dunia

Minggu, 15 Januari 2017 16:07 WIB
Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:

Jakarta, tepat 43 tahun yang silam, 15 Januari 1974, diguncang demonstrasi besar yang dilakukan oleh para mahasiswa. Demonstrasi yang berujung pada peristiwa kerusuhan. 

Menurut Menteri Pertahanan dan Keamanan saat itu, Maraden, akibat peristiwa yang dikenal dengan sebutan Malapetaka Limabelas Januari (Malari) tersebut, 11 orang meninggal dunia, 177 luka berat, 120 luka ringan, dan 775 orang ditangkap aparat keamanan. 

Indonesia di awal tahun itu berduka. Suasana mencekam dan saling curiga mewarnai kehidupan sosial masyarakat pasca Malari. 

Terlepas dari unsur politis dari peristiwa tersebut, ada kenangan manis yang kemudian ditorehkan oleh para pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia untuk menyembuhkan luka negeri ini akibat peristiwa Malari. 

Timnas Indonesia yang kala itu dihuni sejumlah pemain top seperti Sutan Harhara, Anwar Ujang, Jacob Sihasale, Abdul Kadir, Anjas Asmara, hingga Risdianto mampu menekuk juara keempat Piala Dunia 1970, Uruguay. 

Skuat Indonesia vs Uruguay di laga yang berlangsung pada 19 April 1974

Skor 2-1 jadi hasil akhir, aib bagi Víctor Esparrago dan kawan-kawan. Menariknya lagi, pertandingan persahabatan Indonesia versus Uruguay yang berlangsung pada 19 April 1974 sebenarnya tidak masuk dalam agenda resmi Uruguay. 

Uruguay kala itu memang tengah melakukan tour ke kawasan Asia Pasifik sebagai bagian dari persiapan mereka di perhelatan Piala Dunia 1974. Federasi Sepakbola Uruguay sebenarnya memilih Australia sebagai lawan latih tanding. 

Namun Federasi Sepakbola Australia saat itu menyarankan agar Uruguay menghadapi Timnas Indonesia. Pihak Australia seperti dilansir dari novanmediaresearch, menjamin kualitas Timnas Indonesia. 

Akhirnya Federasi Sepakbola Uruguay pun setuju untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan Timnas Indonesia. PSSI kala itu sangat senang, pasalnya ini bukan sekedar pertandingan persahabatan namun juga sebagai obat usai terjadi kerusuhan Malari serta sebagai kado ulang tahun PSSI ke-44. 

Timnas Indonesia pun alami hal yang kurang mengenakkan sebelum laga berlangsung. Pelatih Timnas, Suwardi Arland saat itu memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya. PSSI pun menunjuk Djamiat Dalhar sebagai pengganti Suwardi. 

Pemain Timnas Indonesia era 70-an, Iswadi Idris harus absen saat Timnas melawan Uruguay pada 19 April 1974.

Tidak berhenti disitu, salah satu bintang Timnas kala itu, Iswadi Idris urung tampil melawan Uruguay. Sydney Western Suburb kala itu tak mengizinkan Iswadi pulang ke Jakarta dan membela Timnas. 

Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta saat itu dipadati oleh 80ribu penonton saat laga Timnas Indonesia versus Uruguay berlangsung. 

Di menit-menit awal pertandingan, Uruguay seperti masih membaca pola taktik Timnas Indonesia. Aksi-aksi dari gelandang Timnas seperti Abdul Kadir dan Jacob Sihasale akhirnya membuat Uruguay tampil lebih serius. 

Sektor penjaga gawang Indonesia yang kala itu dijaga oleh Ronny Paslah pun membuat barisan penyerang Uruguay tak berkutik. 

Gol dari Anjas Asmara dan Abdul Kadir serta hanya berbalas satu gol dari Juan Silva membuat pelatih Uruguay saat itu, Roberto Porta meminta pertandingan ulang. 

Pemegang dua juara Piala Dunia 1930 dan 1950 ini pun dibuat malu oleh negara yang beberapa bulan sebelumnya dilanda kerusuhan.

1.5K