Boaz Solossa: Bara Api dalam Sepi

Kamis, 16 Maret 2017 09:10 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono
© INDOSPORT/Yuharianto.
Kapten Timnas Indonesia, Boaz Solossa. Copyright: © INDOSPORT/Yuharianto.
Kapten Timnas Indonesia, Boaz Solossa.

Boaz Theofilius Erwin Solossa merupakan salah satu pesepakbola terbaik dari Tanah Papua yang dimiliki Indonesia. Pemain yang pernah dijuluki sebagai 'Anak Ajaib' itu hari ini genap berusia 31 tahun, Kamis (16/03/17).

Boaz lahir memiliki garis keturunan dari keluarga terkenal di Provinsi Papua Barat. Pamannya, Jaap Solossa adalah Gubernur Papua sebelum wafat pada tahun 2005. Keluarga Boaz merupakan keluarga sepakbola. Boaz ialah bungsu dari lima bersaudara, yang hampir semua dari mereka adalah pesepakbola profesional, termasuk saudaranya Ortizan dan Nehemia Solossa.

Boaz memulai karier juniornya bersama Persiss Sorong pada medio 1998-1999 sebelum bergabung bersama Perseru Serui pada tahun 2000-2001 sebelum akhirnya terpanggil untuk membela Tim PON Papua pada tahun 2002. Dari Tim PON Papua inilah bakat besar Boa tercium oleh pelatih Timnas Indonesia saat itu, yang kemudian membawanya menuju Piala Tiger 2004 saat usianya masih 17 tahun.

Boaz muda merupakan sosok pemain tempramen yang emosinya kerap tampil meledak-ledak, saat bermain. Ia sempat dijatuhi hukuman larangan bermain oleh PSSI selama satu tahun di ajang nasional dan internasional pada tahun 2005. Hal itu disebabkan karena ia terbukti menendang wasit dalam pertandingan Piala Indonesia antara Persipura Jayapura melawan Persebaya Surabaya pada 12 September 2005.

 
Boaz Solossa dalam balutan seragam Persipura Jayapura.

Boaz juga sempat membuat kontroversi dengan menolak panggilan PSSI untuk membela Timnas Indonesia U-23 yang sempat membuat otoritas sepakbola tertinggi Indonesia berang dengan sikapnya. Sikap profesional Boaz juga sempat dipertanyakan lantaran sulit meninggalkan kebiasaan buruk mengonsumsi alkohol. Kebiasaan itu membuat namanya sempat dicoret dari Timnas Indonesia oleh Peter White. 

Namun seiring dengan perjalanan waktu, Boaz terus menunjukkan perubahan sikap. Ia semakin matang dan dewasa, baik saat tampil di atas lapangan maupun saat berada di luar lapangan. Hal inilah yang membuat pelatih Alfred Riedl tak ragu menyematkan ban kapten di lengannya di ajang Piala AFF 2016 lalu.

"Boaz sudah jauh berbeda dari yang pernah saya kenal sebelumnya. Pengalaman dan usia membuatnya semakin matang dan dewasa. Dia pemain yang paling pantas menjadi kapten tim. Dia adalah inspirasi pemain muda Indonesia,” ujar Riedl ketika itu.

Boaz Solossa dalam penampilannya membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2016.

Kematangan dan kedewasaan Boaz diakui oleh para juniornya. Boaz diakui sebagai sosok inspiratif dan menjadi sosok panutan bagi para pemain muda Indonesia di ajang Piala AFF 2016 meskipun dalam kesehariannya tak banyak bicara dan lebih cenderung sebagai sosok yang pendiam.

"Pengalaman kakak Boaz jadi kapten banyak dan sangat cocok jadi kapten. Kemarin dia tampil sangat bagus sekali. Meskipun kesehariannya pendiam, tapi kalau di lapangan motivasinya sangat tinggi," ungkap Andik Vermansah dalam sebuah wawancara dengan CNN Indonesia.

"Dia sering memberikan kata-kata yang sangat bagus kepada temannya dan patutlah untuk kita respek kepadanya. Memang orangnya pendiam karena tidak suka marah, tapi dia selalu kasih support," katanya menambahkan.

Boaz Solossa menjadi sosok inspiratif bagi para pemain muda Timnas Indonesia.

Bukan hanya Andik, sejumlah pemain muda Timnas Indonesia lainnya juga mengungkapkan hal yang sama saat diminta untuk menggambarkan sosok seorang Boaz. Dua bek tangguh Timnas Indonesia, Fachrudin Aryato dan Hansamu Yama Pranata dengan lugas menyebut Boaz sebagai sosok rendah hati yang tak pernah sepi memberi inspirasi. 

"Dia sangat rendah hati. Bikin pemain muda seperti saya percaya diri. Dia juga yang menguatkan saya ketika tak sengaja membuat Irfan Bachdim cedera sebelum berangkat ke Filipina,” ujar Hansamu.

"Kaka Boci selalu menjadi inspirasi saya dan seluruh pemain. Ia tak banyak bicara, tapi kerja kerasnya di lapangan membuat kami terpacu," kata Fachrudin Aryanto.

Selamat Ulang Tahun Kapten! Teruslah berkarya untuk sepakbola Indonesia. Bara api dalam sepimu selalu kami nanti.

3.4K