Sulley Muntari: FIFA dan UEFA Tak Becus Atasi Rasisme

Selasa, 9 Mei 2017 07:32 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© Marco Luzzani/Getty Images
Gelandang Pescara, Sulley Muntari. Copyright: © Marco Luzzani/Getty Images
Gelandang Pescara, Sulley Muntari.

Gelandang Ghana, Sulley Muntari kecewa dengan dua lembaga sepakbola tertinggi Eropa dan Dunia, FIFA dan UEFA. Ia menilai kasus rasisme yang menimpanya tidak diperhatikan dan tak becus dalam menangani hal serupa di atas rumput hijau.

Pemain Pescara berusia 32 tahun itu menjadi perhatian sepakbola Italia setelah meninggalkan lapangan di laga melawan Cagliari di lanjutan Serie A pekan ke-34. Itu dilakukannya karena kesal dengan perilaku suporter dan cueknya wasit yang memimpin pertandingan.

Bahkan, bukannya mendapat pembelaan dari wasit Daniele Minelli, Muntari malah diberikan kartu kuning kedua. Minelli merasa protes yang dilakukan oleh eks bintang Portsmouth itu sudah berlebihan.

Hukuman dari Federasi Sepakbola Italia (FIGC) memang sudah dihapus setelah Muntari melakukan banding, tapi tetap saja ia tak puas dengan sikap yang ditunjukkan oleh otoritas sepakbola, khusunya FIFA dan UEFA.

"Saya seperti di neraka, saya dianggap sebagai kriminal. Keputusan saya keluar dari lapangan (walk out) adalah karena saya merasa aneh saja terus bermain dengan kondisi penonton melakukan rasisme kepada saya," ketus Muntari kepada BBC Sport.

"FIFA dan UEFA hanya peduli dengan apa yang ingin mereka pedulikan. Jika memang mereka berniat melawan rasisme, seharusnya mereka berani bertindak. Tapi apa? Mereka bungkam, mereka tak becus, mereka tak mau tahu. Ini bukan kasus sepele," tambahnya lagi berapi-api.

Bukan pertama kali kasus rasisme terjadi di Italia. Satu pekan setelah kejadian menimpa Muntari, giliran Mehdi Benatia, bek Juventus yang dipinjam dari Bayern Munchen juga mengaku mendapat tindakan serupa dari reporter televisi ternama Italia, Rai Sport.

338