Liga 1

Pemain Muda Borneo Kecam Gol Offside Bhayangkara

Kamis, 21 September 2017 03:07 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Yohanes Ishak
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Duel Evan Dimas dan pemain Borneo FC, di lini tengah. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Duel Evan Dimas dan pemain Borneo FC, di lini tengah.

Pemain muda Bhayangkara, Wahyudi Setiawan Hamisi sangat kecewa akan kekalahan timnya atas Bhayangkara FC. Baginya kekalahan timnya karena perilaku wasit yang dianggapnya tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

Borneo FC memang takluk dari Bhayangkara FC. Pasukan Pesut Etam takluk dengan skor 2-1 atas The Guardians.

Namun kemenangan Bhayangkara mendapat protes keras dari pemain Borneo. Seperti diutarakan oleh Wahyudi Setiawan Hamisi menilai gol pertama Bhayangkara yang dicetak Ilija Spasojevic berbau offiside.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Kegembiraan para pemain Bhayangkara FC usai gol pertama yang dicetak oleh Ilija Spasojevic. Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTKegembiraan para pemain Bhayangkara FC usai gol pertama yang dicetak oleh Ilija Spasojevic.

"Laga memang berjalan keras. Tapi keputusan wasit sangat merugikan. Gol pertama saya tanya kepada AW 2 (Asisten Wasit) itu tiga pemain Bhayangkara sudah offside, namun dia menilai hanya dua orang," ucap Wahyudi.

Duka Borneo tak sampai di situ. Sebab di menit 85 wasit Aprisman Aranda menghukum mereka dengan memberikan penalti kepada Bhayangkara. Dia menilai Diego Michiels menjatuhkan Spaso di kotak terlarang.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Protes striker Borneo FC, Lerby Eliandri (tengah) atas keputusan wasit memberi hadiah penalti kepada Bhayangkara FC. Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTProtes striker Borneo FC, Lerby Eliandri (tengah) atas keputusan wasit memberi hadiah penalti kepada Bhayangkara FC.

Otavia Dutra yang maju sebagai eksekutor sukses mencetak gol kemenangan untuk Bhayangkara. Dengan kejadian ini, pemain yang kerap disapa Tole ini merasa geram. Baginya jika wasit sudah tidak adil, maka sepakbola Indonesia tidak akan maju.

"Ini tidak bisa didiamkan. Kalau seperti ini terus mau samlai kapan sepakbola Indonesia maju," tutup dia.

165