In-depth

Guardiola, Inovasi dan Ujian bagi Manchester City di 2 Pertandingan Berikutnya

Senin, 26 Februari 2018 16:00 WIB
Editor: Gerry Crisandy
© Getty Images
Pep Guardiola, pelatih Manchester City Copyright: © Getty Images
Pep Guardiola, pelatih Manchester City

Peluit panjang dibunyikan, para pemain berbalut seragam biru langit berlarian merayakan trofi Piala Liga Inggris. Manchester City berhasil mengalahkan Arsenal di partai puncak, dengan skor meyakinkan 3-0. Ini adalah bukti awal dari dominasi Man City di kancah domestik Inggris musim ini dan sepertinya tidak ada tanda-tanda Aguero dkk akan mengangkat kaki dari pedal gas.

© Getty Image
Man City juara, Kompany mengangkat Piala Liga Inggris Copyright: Getty ImageMan City juara, Kompany mengangkat Piala Liga Inggris

Piala Liga Inggris atau Carabao Cup ini juga merupakan silverware pertama bagi pelatih Pep Guardiola sejak pertama kali menahkodai ruang ganti The Citizens. Pujian demi pujian dituai oleh Guardiola, sebab tidak hanya memimpin jauh di depan, mereka melakukannya dengan gaya bermain yang atraktif.

Salah satu inovasi Guardiola yang paling mutakhir adalah menggunakan dua pemain yang bertipe nomor punggung 10 -- David Silva dan Kevin de Bruyne -- di dalam trio gelandang. 

Dengan menggunakan dua playmaker di tengah lapangan, tim-tim lawan kesulitan untuk meredam aliran bola dari lini tengah Manchester City. Belum lagi dua sayap -- Leroy Sane dan Raheem Sterling -- yang kerap menusuk ke dalam dan berlari di belakang garis pertahanan lawan, bisa dibayangkan bagaimana sulitnya tim lawan untuk memfokuskan pertahanan.

Bagaimanapun, taktik Guardiola ini bukan tanpa risiko. Secara esensial menggunakan lima pemain bertipe menyerang dari sepuluh pemain outfield, Guardiola hanya memiliki satu pemain bertipe bertahan di lini tengah.

© INDOSPORT
Fernandinho saat berselebrasi membobol gawang West Bromwich. Copyright: INDOSPORTFernandinho saat berselebrasi membobol gawang West Bromwich.

Fernandinho adalah pemain yang kerap mengemban tugas gelandang jangkar solo ini. Tak heran, pemain Brasil ini bermain sejak menit awal di 36 dari 42 total pertandingan Man City musim ini -- terbanyak di dalam skuat bersama De Bruyne. Guardiola menaruh kepercayaan besar padanya untuk melindungi empat bek di belakangnya.

Semua berjalan seperti yang telah direncanakan bagi Manchester City, hingga Fernandinho harus terpincang-pincang di pertandingan melawan Arsenal. Ia harus ditarik keluar dan digantikan oleh Ilkay Gundogan. Di saat itu, Manchester City sudah begitu mengontrol pertandingan sehingga tidak banyak yang berubah dari jalannya pertandingan meskipun lini tengah kehilangan sosok Fernandinho.

Tapi dua pertandingan berikutnya Manchester City adalah pertandingan melawan lawan yang sama -- Arsenal -- di Liga Primer Inggris yang kemudian diikuti oleh kunjungan dari jawara liga musim lalu, Chelsea. 

Jika Guardiola ingin mempertahankan taktik yang digunakannya di lapangan, Gundogan hampir bisa dipastikan akan ditugaskan untuk mengisi peran tersebut. Meskipun mantan pemain Borussia Dortmund ini tidak asing dengan posisi gelandang tengah, tapi ia bukanlah seorang gelandang yang dikenal dengan kemampuan bertahannya. 

Gundogan memiliki kapabilitas untuk mengatur tempo permainan, tapi ia bukan lah seorang pemain yang biasa ditugaskan untuk berlari menempel gelandang-gelandang serang lawan. Meski, harus disebutkan, saat tim memiliki persentase penguasaan bola sebaik Man City, tugas para pemain bertahan berkurang secara signifikan.

© INDOSPORT
Pemain Manchester City Ilkay Gundogan. Copyright: INDOSPORTPemain Manchester City Ilkay Gundogan.

Dua pertandingan berikutnya merupakan ujian bagi Pep Guardiola dan kemampuan taktisnya yang wahid itu. Akankan pelatih yang disebut-sebut sebagai pelatih terbaik di dunia ini mampu mengakali absennya Fernandinho?