x

Isu Pelanggaran HAM di Piala Dunia 2022: FIFA Dituntut Beri Kompensasi Pekerja Migran

Kamis, 15 September 2022 19:35 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Prio Hari Kristanto
Piala Dunia 2022 masih menyisakan polemik sebab fans meminta FIFA beri kompensasi pada para pekerja migran di Qatar.

INDOSPORT.COM – Piala Dunia 2022 masih menyisakan polemik sebab fans meminta FIFA beri kompensasi pada para pekerja migran di Qatar.

Sebelumnya, polemik mengenai keikutsertaan Ekuador di Piala Dunia 2022 terancam dibatalkan tengah meruak.

Baca Juga

Hal ini tidak lepas dari pengakuan salah satu pemainnya, Byron Castillo, yang terbukti memalsukan akta kelahiran dan paspornya.

Secara singkat, inilah ‘dosa’ yang dilakukan Castillo yang sukses diekspos oleh Sportsmail dalam rekaman audio wawancaranya dengan penyelidik empat tahun lalu.

Pertama, Castillo mengakui ia lahir pada tahun 1995 berbanding balik dengan tahun 1998 yang diberikan pada akta kelahirannya di Ekuador.

Baca Juga

Kedua, nama lengkap Castillo adalah Bayron Javier Castillo Segura sesuai dengan akta kelahiran Kolombianya, sedangkan akta Ekuadornya bernama Byron David Castillo Segura.

Ketiga, Castillo meninggalkan Kolombia dan pergi ke Ekuador untuk mengejar karier sepak bolanya. Terakhir, ia menyebut ada seorang pebisnis Ekuador yang membantu untuk memalsukan identitasnya.

Jika bukti tersebut disetujui oleh pengadilan, Chile bisa saja menggantikan peran Ekuador di Piala Dunia 2022 sehingga laga pembuka kontra Qatar nanti bisa menjadi Qatar vs Chile.

Baca Juga

Namun, tak cukup berhenti di situ. Piala Dunia 2022 masih menyisakan polemik yang mana fans meminta FIFA untuk memberi kompensasi pada para pekerja migran di Qatar.


1. FIFA Katakan Sudah Bayar para Pekerja Migran

Logo Piala Dunia 2022

Dilansir dari DW, mayoritas penggemar sepak bola dari 15 negara inginkan FIFA untuk memberi kompensasi para pekerja migran yang telah membantu dalam persiapan Piala Dunia 2022 di Qatar nanti.

Data tersebut diambil dari polling baru yang dilakukan oleh Amnesty International yang dipublikasikan pada hari Kamis waktu setempat.

Baca Juga

Pada bulan Mei, Amnesty dan kelompok hak asasi lainnya meminta FIFA untuk menyisihkan 440 juta dolar AS (Rp6,5 triliun) untuk memberikan kompensasi kepada pekerja migran di Qatar atas pelanggaran HAM.

Sebuah survei YouGov yang dirilis oleh Amnesty sekarang mengemukakan bahwa di antara 17 ribu pendukung dari 15 negara, 73 persen responden akan mendukung proposal dari kelompok hak asasi, sementara 10 persen menentangnya.

"Masih ada waktu bagi FIFA untuk melakukan hal yang benar," kata Steve Cockburn dari Amnesty dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

"Para pendukung tidak menginginkan Piala Dunia yang dinodai oleh pelanggaran hak asasi manusia."

Dari survey yang dilakukan oleh orang dewasa di 10 negara Eropa ditambah Kenya, Maroko, Argentina, Meksiko, dan Amerika Serikat, sekitar dua per tiga responden juga mengatakan asosiasi sepak bola nasional mereka harus berbicara secara terbuka tentang masalah HAM.

Pemerintah Qatar memang dikritik secara keras mengenai perlakuan mereka kepada para pekerja migran yang kebanyakan datang dari India, Pakistan, dan Nepal.

Baca Juga

Amnesty sebelumnya bahkan mengatakan banyak pekerja yang hidup dalam kondisi jorok, dipaksa untuk membayar biaya perekrutan, dan gaji dipotong, serta paspor mereka disita.

Pada Februari 2021, The Guardian juga mengatakan sekitar 6.500 pekerja telah meninggal dunia sejak Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Menanggapi hal itu, FIFA mengatakan berbagai langkah telah diterapkan dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja di Qatar.

Baca Juga

"FIFA mencatat polling yang dilakukan atas nama Amnesty International, yang menampilkan responden dari 10 negara di Eropa dan lima negara dari seluruh dunia," kata badan itu dalam sebuah pernyataan.

"Responden mungkin tidak sepenuhnya menyadari langkah-langkah yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir oleh FIFA dan mitranya di Qatar untuk melindungi pekerja yang terlibat dalam persiapan Piala Dunia FIFA Qatar 2022."

Organisasi yang berbasis di Swiss tersebut mencatat bahwa pekerja yang mempersiapkan Piala Dunia telah dibayar 22,6 juta dolar AS pada Desember 2021.


2. Bukti Wawancara Castillo Bisa Buat Ekuador Terusir dari Piala Dunia

Logo Piala Dunia 2022

Keikutsertaan Ekuador di Piala Dunia 2022 terancam dibatalkan buntut masalah pemain yang tidak memenuhi syarat selama kualifikasi berlangsung.

Sebelumnya, FIFA sudah memutuskan pada Juni lalu bahwa Ekuador tetap boleh bermain di putaran final November di Qatar, tetapi Chile terus mengangkat masalah tersebut.

ANPF dikatakan memiliki bukti bahwa Byron Castillo dari Ekuador lahir di Tumaco, Kolombia, pada tahun 1995, bukan Jenderal Villamil Playas, Ekuador pada tahun 1998 sebagaimana dinyatakan dalam dokumen resminya.

Terlebih lagi, PSSI-nya Chile juga mengeklaim bahwa Byron Castillo memakai paspor dan akta kelahiran yang palsu.

FIFA juga dikabarkan tidak mengambil tindakan setelah menganalisis pengajuan semua pihak terkait dan mempertimbangkan semua elemen yang diajukan sebelumnya.

Baca selengkapnya: Terkuak! Bukti Wawancara Castillo buat Ekuador Terancam Ditendang dari Piala Dunia 2022

ChileEkuadorFIFAPiala Dunia 2022Bola Internasional

Berita Terkini