Ini Tanggapan Kemenpora Soal Lifter yang Jadi Begal Motor

Rabu, 31 Agustus 2016 21:41 WIB
Penulis: Ivan Reinhard Manurung | Editor: Yohanes Ishak
© Lanjar Wiratri/INDOSPORT
 Copyright: © Lanjar Wiratri/INDOSPORT

Dihubungi langsung oleh INDOSPORT, Gatot S Dewa Broto, selaku juru bicara Kemenpora mengaku sedih mendengar kabar ditangkapnya Bagus Dana Saputra, karena kasus kriminal.

Menurutnya, Bagus yang akrab disapa Entus tetap harus menjunjung tinggi peraturan yang selalu ditekankan pada setiap atlet.

"Kami sangat sayangkan tindakan Bagus. Harusnya sebagai mantan atlet, jiwa sportifitas dan kepatuhan pada peraturan tetap melekat meskipun sudah tidak jadi atlet lagi," tutur pria kelahiran 31 Oktober 1961 itu.


Bagus Dana Saputra, mantan lifter nasional ditangkap polisi karena menjadi begal di Semarang.

Dalam kesempatan itu, Gatot pun mengaku menyerahkan kasus yang menimpa Entus pada pihak kepolisian. Ia mengaku tidak bisa melakukan pembelaan terhadap Entus yang dinilainya sudah melanggar peraturan dengan menjadi seorang begal.

"Kita tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa menyerahkan permasalahan itu ke pihak kepolisian. Karena sudah jelas dari pihak Kemenpora tidak bisa melindungi kalo dia sudah berbuat kriminal," tegas alumi Universita Gajah Mada, Yogyakarta itu.

Ketika ditangkap oleh polisi, Entus sendiri mengaku nekat menjadi seorang begal karena kecewa ditelantarkan pemerintah setelah tidak lagi menjadi atlet. Padahal, ia mengaku sudah pernah meraih 12 medali di level nasional dan internasional.

Terkait itu, Gatot pun menerangkan bahwa pihaknya bukan tidak ingin memperhatikan nasib mantan atlet. Hanya saja, Gatot mengaku pihak Kemenpora tidak memiliki dana yang cukup untuk mengurus seluruh mantan atlet.


Tertangkapnya Bagus oleh polisi karena tindakan kriminal sangat disayangkan pihak Kemenpora.

"Ini bukan berarti pemerintah pusat tidak perhatian. Cuma, kalo pemerintah disuruh memperhatikan seluruh mantan atlet, ya sulit juga. Soalnya, anggaran pemerintah untuk olahraga itu tidak seberapa."

"Nanti kalo kita habiskan seluruhnya untuk mantan atlet, kita gak ada dana untuk pembinaan atlet muda," tutupnya.

56