x

Terkuak, Ini Rahasia Indonesia Berjaya di Cabang Angkat Besi

Jumat, 15 April 2016 11:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Galih Prasetyo
Lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan peraih medali perunggu di kelas 62 kg putra Olimpiade 2012.

Meski kalah tenar dibandingkan cabang olahraga lain seperti sepakbola, basket maupun bulutangkis, prestasi angkat besi Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan medali olimpiade pun berhasil disumbangkan, suatu hal yang tidak pernah diraih di bidang sepakbola.

Eko Yuli Irawan dan Triyatno adalah atlet yang pernah mengibarkan Merah Putih di ajang multieven terbesar di dunia, Olimpiade. Menilik dari prestasi tersebut, cabor angkat besi rupanya tidak pernah main-main dalam hal mempersiapkan pembinaan atletnya. Tak tanggung-tanggung pihak PB PABBSI mendatangkan pelatih yang sudah dikenal di dunia internasional.

Pelibatan teknologi, sport science, nutrisi dan tempat latihan yang nyaman menjadi landasan penting cabor angkat besi untuk bisa meraih medali di Olimpiade. Berikut INDOSPORT mengupas faktor-faktor pendukung tersebut berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang Angkat Besi, Alamsyah Wijaya :


1. Miliki Pelatih Berkelas

Para atlet cukup senang dengan tempat latihan yang enak dan nyaman ini.

INDOSPORT: Bagaimana cabor angkat besi bisa melahirkan atlet yang mampu dan bisa meraih medali di Olimpiade?

Alamsyah Wijaya: Kita punya pelatih-pelatih hebat, untuk olimpiade 
Rio Agustus nanti kita datangkan pelatih yang benar-benar ahli di bidangnya.

INDOSPORT: Kalau boleh tau siapa namanya? Apa saja keuntungan yang didapat pelatnas angakt besi dengan hadirnya pelatih anyar ini?

Alamsyah Wijaya: Namanya Aveenash Pandoo dari Afrika Selatan, dia punya istri keturunan Makassar. Dia pernah ditawarin Thailand dengan bayaran yang tinggi tetapi diolaknya dan lebih memilih Indonesia. Dia merupakan teman dekat saya, seorang dengan paket lengkap. Ahli gizi, pelatih teknik, fisioteapis, pokoknya kita beruntung bisa dapat servis dia.

INDOSPORT: Kenapa datangkan pelatih asing? apakah pelatih lokal kurang bagus?

Alamsyah Wijaya: Pelatih kita bagus, tetapi perlu ada yang diatas lagi. Pandoo itu juga instruktur pelatih, jadi dia disini juga berbagi ilmu kepada atlet sekaligus pelatih nasional atau lokal.

INDOSPORT: Apakah nanti keberadaan Pandoo hanya sampai Olimpiade selesai? Dan apa dia bekerja sendirian untuk tim angkat besi Indonesia?

Alamsyah Wijaya: Dia kita proyeksikan untuk tiga tahun ke depan jadi samapi Asian Games 2018 nanti. Target kita Olimpik, Asian Youth Games, Sea Games dan Asian Games. Kita ada coach Dirja, kemudian ada dokter tim, fisioterapis, measure, semua bekerja di porsinya masig-masing.


2. Nutrisi dan Kualitas Harian Terjaga

Lifter putra Indonesia Triyatno merupakan peraih medali perak di kelas 69 kg putra Olimpiade 2012.

INDOSPORT: Bisa dibilang angkat besi menjadi andalan untuk meraih medali di Olimpiade nih, bagaimana dengan asupan makanan dan gizinya?

Alamsyah Wijaya: Kita tetap rutin lakukan pengecekan, pelatih baru, Pandoo sangat teliti soal makanan. Kita siapkan makanan-makanan yang nilai gizinya tinggi, yang banyak protein, vitamin karena kan mereka (atlet) latihannya berat, dimana otot-ototnya dirusak dan harus dibenarin lagi dengan asupan gizi yang cukup.

INDOSPORT: Contohnya seperti apa saja asupan gizi yang saat ini berjalan dan berlaku bagi teman-teman atlet?

Alamsyah Wijaya: Kita ada sediakan buah, susu, vitamin kemudian ada steak (daging) setiap minggu dan itu gratis dari Australia. Saya juga menyediakan makanan tambahan lain seperti untuk sarapan ada roti, mentega/margarin, terus ada minuman isotonik.

INDOSPORT: Bagaimana dengan keseharian mereka, dari tempat tinggal ataupun hal lain di luar latihan?

Alamsyah Wijaya: Untuk tempat tinggal mereka sudah lebih nyaman di tempat yang sekarang (Pejompongan) dibandingkan dengan di hotel atlet dimana satu kamar kadang harus sampai empat orang. Terus mereka juga ada petugas laundry yang tiap hari ngambil cucian jadi tidak ada istilah mereka capek karena habis nyuci pakian, mereka benar-benar hanya fokus ke latihan.


3. Latihan Gunakan Teknologi dan Sport Science

Gedung tempat latihan di Pintu Kuning Senayan ini merupakan gedung baru.

INDOSPORT: Setelah semua dari nutrisi, keseharian dan pelatih yang berkelas, selanjutnya bagaimana dengan metode latihannya?

Alamsyah Wijaya: Latihan kita sudah libatkan teknologi dan sport science. Jadi data latihan mereka bisa diukur.

INDOSPORT: Ceritakan sedikit mengenai hal itu.

Alamsyah Wijaya : Misalnya saja sekarang yang diterapkan pelatih baru, Aveenash Pandoo adalah setiap atlet wajib melakukan timbang badan sebelum dan seudah bangun tidur, mencatat dan melaoprkan sehingga dia tahu berapa kalori yang dibakar untuk kemudian akan disesuaikan dengan kebutuhan akan gizi dan latihan.

INDOSPORT: Bagaimana dengan suasana di saat latihan?

Alamsyah Wijaya : Setiap atlet juga dipantau saat melakukan latihan angkatan. Mereka harus melaporkan berat angkatan yang kemudian sama Pandoo akan dicek statistiknya dan diberikan arahan. Apabila dirasa masih bisa punya kemampuan maka akan diminta menambah beban angkatan sampai pada batas kemampuan. Kemudian hal itu di evaluasi lagi untuk keperluan latihan esok hari.  


4. Tempat Latihan yang Nyaman

Lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan sedang berlatih di Pintu Kuning, Senayan.

INDOSPORT: Selain beberapa hal yang telah disebutkan diatas, bagaimana dengan tempat latihan tim angka besi sendiri?

Alamsyah Wijaya: Seperti yang bisa dilihat saat ini, temapt latihan kita sudah direnovasi, sudah ada AC, sarana prasarana juga diperbaharui. Sekarang suasananya cukup nyaman, sehingga atlet tetap fokus latihan.

INDOSPORT: Tapi, ada keputusan yang mengharuskan setiap cabor yang ada di GBK harus pindah untuk keperluan renovasi di Asian Games 2018?

Alamsyah Wijaya: Kita sudah kirim surat untuk minta ijin latihan disini sampai Juli nanti. Karena kita sudah sangat fokus untuk Olimpiade yang tinggal hitungan bulan. Pokoknya sampai bulldozer sudah didepan pintu baru kita akan pindah.

INDOSPORT: Alasannya?

Alamsyah Wijaya: Mereka (atlet) sudah nyaman disini, tempat latihan dengan hotel juga tidak jauh. Pergantian suasana bisa membuat masalah di faktor non teknis, bisa mempengaruhi atlet. Mereka bisa merasa tidak dianggap, dihargai dan lainnya yang berpengaruh ke kondisi psikologisnya.

Angkat BesiAsk the Expert

Berita Terkini