eSports

Nestapa Atlet eSports Indonesia di SEA Games 2019

Minggu, 8 Desember 2019 16:58 WIB
Penulis: Martini | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Martin Gibsian/INDOSPORT
Kejadian demi kejadian merugikan terus saja menghantui atlet eSports Indonesia di SEA Games 2019 Filipina. Copyright: © Martin Gibsian/INDOSPORT
Kejadian demi kejadian merugikan terus saja menghantui atlet eSports Indonesia di SEA Games 2019 Filipina.

INDOSPORT.COM – Kejadian demi kejadian merugikan terus saja menghantui atlet eSports Indonesia di SEA Games 2019 Filipina. Satu per satu wakil Merah Putih tumbang dan gagal di tengah jalan. Adakah pemain yang mampu bertahan hingga meraih medali emas?

Sebagaimana diketahui, cabang olahraga eSports menjadi salah satu harapan Indonesia untuk mendulang medali, dengan target yakni dua medali emas, dua perak dan dua perunggu.

Mobile Legends dan Hearthstone diharapkan dapat membawa pulang medali emas, mengingat kiprah para pemain telah terbukti di kompetisi level dunia.

Namun, siapa yang sangka jika dua wakil Hearthstone Indonesia, Hendry Koentarto dan Rama Ariangga Putra, justru gagal sejak babak kualifikasi dan playoff.

Sejumlah peraturan dari panitia yang dinilai aneh dan tak biasa, ditambah dengan gangguan teknis yang terjadi di Filipina, dinilai menjadi pemicu utama kegagalan wakil Indonesia di cabor eSports.

“Kendala banyak sekali, beda-beda tiap hari dan tiap nomor,” sebut manajer Timnas eSports Indonesia di SEA Games 2019, Richard Permana, eksklusif kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT.com, Minggu (08/12/19).

“Pemain Starcraft Indonesia kena lampu putih panggung, meski panitia sudah ditegur. Di hari kedua, tiap jeda pertandingan, pelatih nggak bisa berbincang. Hearthstone, di hari pertama, harus ikut acara dan lanjut bertanding dari 11 pagi sampai jam 11 malam,” tambah Richard.

Alhasil, tak ada wakil Indonesia dari nomor Starcraft II dan Hearthstone yang pulang dengan perolehan medali. Begitu pula dengan nomor game Dota 2 yang terus-menerus mengundang kontroversi di SEA Games 2019.

“Game pertama, musuh disconnect, lalu disconnect lagi. Pertandingan sempat berhenti lama. Dota 2 juga patch di tengah jalan, bikin semua tim belajar di tempat. Tidak pakai headphone, jelas di game komunikasi akan terganggu.”

Dua nomor unggulan lainnya, Mobile Legends dan Arena of Valor (AOV) juga tak lepas dari kendala teknis. Beruntung, para pemain Indonesia masih mampu bertahan dan melaju ke babak final.

“Arena of Valor sempat delay, hp-nya lag, karena panitia tidak pakai kabel LAN,” tutup Richard.

Selain itu, Indonesia masih memiliki satu kartu truf di SEA Games 2019, yakni Tekken 7 yang baru akan dipertandingkan pada Senin (09/12/19). Muhammad Adriyansyah Jusuf ditargetkan mendapat medali dari pesta olahraga dua tahunan tersebut.