PON Jabar 2016

Cuaca dan Jalan Berbeton Buat Puluhan Pelari Bertumbangan

Rabu, 28 September 2016 15:14 WIB
Editor: Galih Prasetyo
© Zainal/Indosport
Persaingan sengit di nomor 5000 meter putri, pelari Dki Jakarta, Triyaningsih memimpin diikuti Rini Budiart Copyright: © Zainal/Indosport
Persaingan sengit di nomor 5000 meter putri, pelari Dki Jakarta, Triyaningsih memimpin diikuti Rini Budiart

Dokter penjaga ruang kesehatan cabang atletik PON XIX Stadion Pakansari, Atrika Kartika Sari menyebutkan, total ada 10 atlet yang mendapatkan perawatan di medical room. Terdiri atas tiga atlet putri dan tujuh atlet putra.

"Rata-rata keluhan mereka kram, nyeri di kaki, dan betis, efek dari kelelahan," kata Atrika seperti dilansir dari Antara. 

Ia mengatakan, ada delapan ambulan disiagakan di sejumlah titik di sepanjang rute maraton. Para atlet yang kelelahan langsung mendatangi ambulan dan dibawa ke ruang kesehatan untuk mendapatkan perawatan.

Lantas apa penyebab banyak pelari yang harus bertumbangan? 

Menurut peraih medali emas nomor maraton putra, Agus Prayogo mengakui, jalur beton yang dilalui para atlet cukup berat, sehingga resikonya banyak atlet yang mengalami kram dan nyeri di kaki.

"Cuaca disini juga tidak cocok, kelembaban tinggi, jadi kita agak kesulitan, ditambah jalannya beton, bukan aspal. Efeknya kaki agak sakit dihentakkan saat berlari dalam waktu lama," katanya.

Senada dengan Agus Prayogo, menurut Wakil Direktur Pertandingan cabang atletik, Ika Kartika Wati, banyaknya atlet yang tidak mampu menuntaskan lintasan, salah satu penyebabnya karena faktor kelelahan. Selain itu, aspek jalan yang dilalui atlet ialah berbahan beton, bukan aspal sehingga atlet mendapat tantangan berat.

"Aturan mainnya, lintas harus lapangan keras, tidak masalah itu aspal atau beton. Tetapi, yang menjadi masalah topografi jalan yang naik turun, sehingga medan cukup sulit bagi atlet," katanya.