Menurut Hendrawan, instruktur tim junior panjat tebing Jakarta dari Federasi Panjat Tebing Indonesia, (FPTI), Indonesia tak selalu rutin mengrim atletnya untuk berlaga di turnamen panjat tebing internasional. Meski demikian dalam keterbatasan itu prestasi cabang olahraga panjat tebing cukup memuaskan.
“Tim Junior untuk PON Jakrta yang saya pegang kebetulan gak disertakan dalam PON di Jawa Barat, tapi ikut kejuaraan nasional yang rencananya bakal digelar Juli nanti. Panjat tebing itu aktif nyumbang medali di PON Riau lalu, tapi FPTI tidak selalu rutin mengirim atlet ke turnamen intrnasional,” ujar Hendrawan yang juga menangani tim senior PON 2012 lalu di Riau kepada INDOSPORT.
Kendala dana yang tak turun menjadi penyebab utama para atlet terpaksa batal mengikuti turnamen interasional. Menuryt Bule, prestasi sebuah tim olahraga memang pada dasarnya tak bisa dipisahkan dari ketersediaan dana yang mencukupi.
Kondisi miris fasilitas panjat tebing di Soemantri Brojonegoro, Jakarta Selatan.
“Tidak rutin mengirim. Kendala dana sih biasanya yang jadi penyebab, jarang dana yang diajukan untuk ikut turnamen itu disetujui 100 persen biasanya hanya sebagian. Sayang sih sebenarnya kalo kita absen mengikuti turnamen panjat tebing karena itu bisa berimbas ke peringkat dunia yang turun jika tidak rutin mengikuti turnamen,” lanjutnya.
“Rencananya sih selain PON panjat tebing juga pasti akan dikirim untuk Asian Games, lalu ada turnamen khusus panjat tebing, seperti Olimpiade panjat tebing 2020 nanti di Jepang,” tutupnya.