Komunitas

Terapis Pelatnas Beri Tips dan Trik di Sela Acara YogFest 2016

Minggu, 17 April 2016 23:20 WIB
Penulis: Devi Novitasari | Editor: Galih Prasetyo
© Devi Novitasari/INDOSPORT
Tomy Fondy, Terapis Pelatnas Atletik di acara YogFest 2016 Copyright: © Devi Novitasari/INDOSPORT
Tomy Fondy, Terapis Pelatnas Atletik di acara YogFest 2016

Cedera bagi seorang atlet terbagi menjadi tiga tingkatan. Ringan, sedang dan berat. Namun bukan berarti semua atlet akan alami recovery saat mengalami cedera. Banyak alternatif cara yang dilakukan para terapis saat atlet alami cedera. 

Tomy Fondy misalnya. Terapis pelatnas atletik ini saat ditemui INDOSPORT di acara YogFest 2016 mengatakan cara yang bisa dilakukan saat atlet cedera tergantung seberapa para cedera yang dialami. Namun mengkopres dengan es batu jadi langkah awal yang dilakukannya. 

Karena menurut Tomy, jika sudah mengalami dislokasi, otot akan tertarik. Karena kapiler pecah dan itu bisa menyebabkan darah keluar. 

"Kalau dikasih panas, darah malah tambah keluar, malah bengkak, makanya diberi batu es. Setelah 2x24 jam di kompres, hari ke tiga baru kita pijat," jelas Tommy Fondy yang pernah menjabat sebagai terapis pelatnas atletik kepada INDOSPORT usai kelas Sport Massage YogFest 2016 di Taman Menteng, Jakarta.

Tomy menyebut sistem yang ada saat ini, cedera atlet akan mudah dideteksi. Apakah ia alami patah tulang atau sekedar terkilir. Jika tidak ada yang parah, terapis biasanya akan melakukan reposisi. Reposisi ialah penataan ke otot atau tulang ke posisi semula. Namun jika tidak berani melakukan resposisi, ada baiknya hanya mengkompres saja.

Terkait soal pemanasan saat akan melakukan latihan yang juga berpotensi membuat atlet cedera, Tomy mengatakan ada baiknya atlet harus melakukan cooling down. 

"Atlet ini kalau latihan secara umum, latihan terus pulang. Tidak ada cooling down, tidak ada stretching. Akibatnya otot kaku. Ini yang menyebabkan gampang cedera," Tommy menjelaskan.