Hadiah Besar World of Gaming Bangkitkan Industri E-Sports

Sabtu, 5 November 2016 06:16 WIB
Penulis: Devi Novitasari | Editor: Gerry Anugrah Putra
© Devie Novitasari/INDOSPORT
Para penggila game antusias menyaksikan pertandingan streaming Dota 2. Copyright: © Devie Novitasari/INDOSPORT
Para penggila game antusias menyaksikan pertandingan streaming Dota 2.

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, industri e-Sports semakin bertumbuh. Meski masih terdapat beberapa kendala mulai dari minimnya perhatian pemerintah dalam mewadahi fasilitas dan tempat game hingga image negative yang melekat pada para gamers Indonesia, tak menyurutkan para pecinta game ini untuk terus membangun dan menumbuhkan industri e-Sports di Indonesia.

Peserta memainkan game Crisis Action pada acara World of Gaming di Pluit Village.

World of Gaming Grand Finale adalah salah satu turnamen game online (e-Sports) yang memperebutkan hadiah total Rp 100 juta. Tidak tanggung-tanggung, event ini menghadirkan para penggila game yang telah sukses membangun karirnya di dunia industri e-Sports, untuk berbagi pengalaman mereka serta harapan untuk perkembangan industri yang semakin marak di dunia digital ini.

“Harapan untuk industri e-Sports di Indonesia agar lebih banyak lagi menghasilkan industri legend-nya. Lebih banyak mengadakan game-game di Indonesia, jadi ini bukan sekedar game, tapi bisa menghasilkan. Event diperbanyak dan dibuat regular agar perkembangannya bisa terus menerus,” papar Terry, salah satu legenda permainan CS: GO (Counter Strike: Global Offensive) kepada rekan media termasuk INDOSPORT pada sesi talkshow di acara World of Gaming Grand Finale yang diadakan di Pluit Village, Jakarta Utara.

Para penggila game antusias menyaksikan pertandingan streaming Dota 2.

Tak hanya Terry, Rizky ‘In Your Dream’ pemilik MMR (Matchmaking Rating) nomor satu dalam permainan Dota 2 di Asia Tenggara ini juga mengomentari perkembangan industri e-Sports terutama kepada para player (pemain) jangan sembarangan mengomentari dan mem-banned list. Karena menurutnya hal inilah yang bisa menghambat perkembangan industri e-Sports di Indonesia, karena pada dasarnya turnamen diadakan untuk bersaing secara sehat dan menjadi pembuktian atas usaha dan latihan yang dilakukan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Adi Tyan Prasetyo atau yang lebih dikenal dengan nama King Kibo, dia ingin agar para player lebih menjadi smart player daripada hard player. Hal ini baik untuk meningkatkan mental terutama saat bertanding melawan player-player yang dirasa lebih berpengalaman.

“E-Sport bisa besar. Tidak sulit untuk terjun ke dunia e-Sports. Hal yang terpenting adalah jangan berpikiran bahwa yang ahli sudah banyak. Hal ini yang justru akan menutup potensi kita. Karena itu hal ini harus kita lawan agar perkembangan e-Sports bisa lebih baik lagi," jelas Ibrahim, gamer yang juga seorang Creative Planner Dagelan.

9