Atlet Lintas Olahraga Amerika Bersatu Melawan Fatwa Haram Donald Trump

Senin, 30 Januari 2017 13:13 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© i.kinja-img
Lukisan penuh makna yang mengatasnamakan penolakan terhadap kebijakan kontroversial Donald Trump. Copyright: © i.kinja-img
Lukisan penuh makna yang mengatasnamakan penolakan terhadap kebijakan kontroversial Donald Trump.

Gelombang protes langsung berkumandang tatkala Trump mengeluarkan fatwa haram bagi umat Muslim dan imigran dari negara Islam datang ke Amerika. Disebutkan ada 7 negara, yakni Iran, Irak, Libia, Somalia, Sudan Selatan, Suriah dan Yaman.

Hal itu membuat kekacauan di segala lini, termasuk olahraga. Ketidakjelasan, sakit hati, dan protes mengiringi kebijakan kontroversial tersebut.


Donald Trump saat berorasi di hadapan publik saat kampanye Pemilihan Presiden beberapa waktu lalu.

Bagi negara sebesar Amerika Serikat sekali pun, diberlakukannya kebijakan yang populer dengan tagar #MuslimBan bisa berakibat fatal. Olahraga merupakan salah satu yang berpeluang besar terkena imbasnya.

NBA misalnya, sampai harus berkonsultasi dengan Depertamen Luar Negeri untuk membantu dua pebasket asal Sudan, Luel Deng dan Thon Maker, agar bisa 'diselamatkan' dari ancaman deportasi.

Tim Nasional gulat AS juga terancam batal mengikuti ajang Piala Dunia di Iran. Ketidaksenangan dari Iran sebagai tuan rumah bisa saja membuat Amerika didepak dari turnamen tersebut.

Pelari Muslim asal Inggris, Mo Farah, juga tidak jelas nasibnya. Memiliki keluarga yang tinggal di Oregon, atlet yang bergelar 'Sir' dari Kerajaan Inggris itu bingung bagaimana ia bisa memasuki Amerika Serikat.

Menanggapi kekacauan ini, atlet-atlet dari segala penjuru Amerika mengeluarkan pendapat dan penolakannya terhadap kebijakan kontroversial ini. Mulai dari Michael Bradley, hingga Ronda Rousey.

 

A photo posted by Michael Bradley (@michaelbr4dley) on

27