Demi Olimpiade 2020, Jepang Rela Ubah Budaya Kerja?

Jumat, 2 November 2018 16:57 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Yohanes Ishak
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Pemerintah Tokyo sedang mencari jalan keluar terkait sistem transportasi kereta bawah tanah yang akan dipersiapkan untuk Olimpiade 2020.

Hampir 20 juta orang menggunakan angkutan umum setiap hari di daerah Tokyo, dan jumlah tersebut akan bertambah saat turnamen olahraga terbesar di dunia diselenggarakan. Sementara kereta bawah tanah sudah kelebihan kapasitas sehingga menimbulkan kekhawatiran.

"Saat ini Anda dapat berada di kereta dengan kapasitas 200 persen saat berada pada kondisi terburuknya. Namun, ada kemungkinan jumlah itu bisa meningkat satu setengah kali selama Olimpiade,” kata Azuma Taguchi, seorang profesor Universitas Chuo kepada Reuters.

Ancaman membludaknya penumpang saat Olimpiade 2020 juga membuat cemas penumpang transportasi tersebut, bagaimana mereka akan bekerja tepat waktu bersama penuhnya kereta bawah tanah yang bisa membuat sejumlah orang mengantri.

"Saya pulang pergi Senin hingga Jumat, jadi jika ada acara besar pada hari-hari itu dan itu menjadi sibuk, skenario terburuk adalah saya tidak akan bisa naik kereta," kata Sugiyama selaku penumpang.

© Kyodo
Caption Copyright: KyodoPara pejabat Tokyo

Demi mengatasi hal ini, pemerintah ibu kota Jepang akan melakukan upaya apapun termasuk mengubah budaya jam kerja dengan kembali memperkenalkan skema tahun lalu yang disebut ‘Jisa-Biz’, atau ‘perjalanan selisih waktu’, yang mereka harapkan akan membantu meringankan masalah.

Rencana tersebut mendorong perusahaan untuk menyesuaikan jam kerja karyawan dengan menjauhi jam sibuk. Lebih dari 840 perusahaan telah bergabung dengan skema ini, termasuk perusahaan telekomunikasi NTT East.

Kazumi Hasegawa, seorang karyawan NTT East, bekerja beberapa hari dalam sebulan, menghindari perjalanan 50 menit ke tempat kerja utamanya. Dia mengatakan perubahan dalam budaya kerja diperlukan untuk skema demi berhasilnya Olimpiade.

"Sangat penting untuk mengusahakannya sekarang, untuk memperbaiki lingkungan dan mengubah pola pikir kita sehingga kita bisa menghadapi hal-hal seperti Olimpiade," kata Kazumi.

Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung dari 24 Juli hingga 9 Agustus 2020, diikuti oleh Paralimpiade selama 12 hari yang berakhir pada 6 September.

Ikuti Terus Berita Sepak Bola dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM