Patriotismie Jadi Alasan Game PUBG Ditutup di China

Selasa, 14 Mei 2019 14:31 WIB
Penulis: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya | Editor: Lanjar Wiratri
© Dot Esports
Game eSports PlayerUnknown BattleGround (PUBG) Copyright: © Dot Esports
Game eSports PlayerUnknown BattleGround (PUBG)

INDOSPORT.COM - Selain menjadi salah satu permain paling populer di tahun 2019, Games eSport PlayerUnknowns BattleGround (PUBG) Mobile juga sering menuai kontroversi akibat dianggap membawa beragam masalah di setiap negara.

Sebelumnya di India, game satu ini dianggap penyebab masalah sosial. Bahkan di Indonesia sendiri, MUI sempat akan mencap haram game besutan Tencent Games ini.

Namun, siapa yang sangka di negara asalnya, China, game ini juga menimbulkan perdebatan panjang yang membuat Tencent menutup PUBG mobile. Hal ini cukup disayangkan, mengingat di negeri tirai bambu ini, game bergenre Battle Royale tersebut berhasil menggaet 70 juta pemain.

Alhasil pendapatan hingga triliunan rupiah pun berhasil dikantongi. Meski penutupan PUBG di China bakal mengurangi pendapatan Tencent, perusahaan tersebut tetap menuruti kemauan pemerintahannya tersebut.

Namun, dengan catatan bahwa mereka dapat memindahkan puluhan juta pemainnya ke game Heping Jingying atau Elite Force for Peace.

Usulan ini diterima oleh Partai Komunis China yang merupakan salah satu partai terbesar di negara Panda ini. Karena game ini memiliki unsur patriotisme didalamnya yang ditujukan untuk pasukan angkatan udara.

Heping Jingying memiliki gameplay, grafik dan background yang sangat mirip dengan PUBG. Namun, yang membedakannya tidak ada lagi unsur darah saat menembak musuh.

Uniknya, ide ini malah mendapat respons positif dari setiap pemain karena migrasi yang diusulkan Tencent tak membuat rank serta inventori seperti skin mereka di PUBG hilang begitu saja. Sehingga, banyak pemain yang setuju dengan games satu ini.

Geledah Stadion Persitara Bareng Pentolan NJ Mania

Terus Ikuti Berita Olahraga eSports Lainnya Hanya di INDOSPORT