Selain Jadi Atlet, 3 Sosok Ini Juga Berprofesi sebagai Dokter

Kamis, 3 Oktober 2019 17:58 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© JEAN-SEBASTIEN EVRARD/AFP/Getty Images
Ilustrasi seorang dokter melakukan tindakan operasi. Copyright: © JEAN-SEBASTIEN EVRARD/AFP/Getty Images
Ilustrasi seorang dokter melakukan tindakan operasi.

INDOSPORT.COM – Menjadi seorang dokter bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih jika mereka juga berprofesi sebagai atlet professional.

Untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran, setiap pelajar harus mengemban ilmu pendidikan di perkuliahan dalam waktu yang lama.

Selain itu, menjadi seorang dokter juga memerlukan jiwa sosial yang tinggi. Hal itu dikarenakan, dokter mempunyai tanggung jawab besar untuk menyembuhkan penyakit yang sedang diderita seseorang.

Menjadi seorang dokter juga sering kali dikatakan membutuhkan perjuangan yang besar. Pasalnya, dokter harus bisa mendahulukan kebutuhan kesehatan tubuh orang lain daripada dirinya.

Meskipun banyak 'aturan' tersebut, nyatanya ada pula para atlet Indonesia yang juga mempunyai profesi lain sebagai seorang dokter. Tidak hanya mempunyai hobi dalam dunia olahraga saja, mereka juga mempunyai otak cemerlang dan jiwa sosial tinggi.

Kali ini INDOSPORT mencoba untuk menyajikan siapa saja atlet yang juga turut berprofesi sebagai dokter.

Achmad Nawir

© INDOSPORT
Achmad Nawir (kiri). Copyright: INDOSPORTAchmad Nawir (kiri).

Achmad Nawir merupakan mantan pemain sepakbola Indonesia yang pernah memperkuat Tim Nasional (Timnas) Hindia Belanda, nama Timnas yang saat itu Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda.

Pria yang lahir pada 1 Januari 1911 silam itu pertama kali menggeluti bidang sepakbola bersama klub Houdt Braaf Stand (HBS) Surabaya, sebelum akhirnya dipanggil oleh pelatih kepala Johannes Mastenbroek untuk memperkuat Timnas.

Selain kehebatannya sebagai seorang pesepakbola, Nawir juga diketahui sebagai seorang terpelajar. Dirinya mempunyai gelar doktor dan juga berprofesi sebagai seorang dokter.

Saat tampil di Prancis, nama Nawir pun dikenal luas. Tidak hanya sebagai seorang pesepakbola tetapi juga profesinya sebagai seorang dokter.

"Kapten timnya adalah seorang dokter, yang menggunakan kacamata," ungkap wartawan The Times yang meliput pertandingan Timnas Hindia Belanda Piala Dunia 1938, dikutip dari Aktual (07/01/15).

Endang Witarsa

© INDOSPORT/istimewa
Endang Witarsa. Copyright: INDOSPORT/istimewaEndang Witarsa.

Endang Witarsa merupakan sosok nama besar di balik kesuksesan Timnas era 1970-an. Pria yang juga dikenal dengan nama China-nya, Lim Sun Yu juga menjadi salah satu orang Tionghoa yang membawa pengaruh besar bagi persepakbolaan Indonesia.

Pria yang lahir pada 16 Oktober 1916 silam ini sudah memiliki kecintaan pada dunia si kulit bundar sejak masih kecil. Dirinya diketahui senang bermain sepakbola di kota kelahirannya di Kebumen, Jawa Tengah sejak usianya masih enam tahun.

Sayangnya, dunia sepakbola yang sudah mendarah daging itu harus terhenti sejenak tatkala dirinya harus menempuh pendidikan dokter gigi di Amerika Serikat. Hanya saja, kecintaannya terhadap dunia kulit bundar itu tidak pernah berhenti.

Meskipun menempuh pendidikan di dunia kedokteran, dirinya mengaku tidak pernah melupakan dunia sepakbola dan justru malah meninggalkan pendidikannya sebagai seorang dokter.

Mohammad Sarengat

Selain dari dunia sepakbola, ada pula atlet dari cabang olahraga lari yang juga berprofesi sebagai seorang dokter. Adalah Mohammad Sarengat, pria kelahiran Banyumas, 28 Oktober 1940 silam yang dikenal sebagai atlet lari atau sprinter.

Perjalanannya untuk menjadi seorang pelari nyatanya dilalui dengan banyak halangan dan dilema. Pasalnya, orang tuanya merupakan seorang guru dan juga pemain tenis. Pria yang lahir sebagai anak tertua dari 10 bersaudara tersebut awalnya menggeluti dunia tenis mengikuti jejak orang tuanya.

Sejak kecil, ia bersama ayahnya, Prawirosuprapto, bermain tenis dengan bola bekas dan raket seadanya. Namun, saat menempuh pendidikan di SD hingga SMA, Sarengat terobsesi dengan pamannya yang merupakan penjaga gawang Timnas PSSI, Mursanyoto.

Bermula dari situ, Sarengat pun menggeluti dunia sepakbola dengan menjadi penjaga gawang di kesebelasan sekolahnya dan kemudian bergabung dengan klub Indonesia Muda (IM) Surabaya.