Proses dan Konsistensi Jadi Kunci Keberlangsungan Atletik

Minggu, 17 April 2022 01:26 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Salah satu tes fisik yang harus diikuti atlet dari cabang atletik. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Salah satu tes fisik yang harus diikuti atlet dari cabang atletik.

INDOSPORT.COM - Cabang olahraga atletik bisa dibilang merupakan salah satu dari 'mother of sports' atau ibu dari hampir seluruh olahraga di dunia.

Didasari hal tersebut, cabang atletik kini menjadi cabang prioritas dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), dengan harapan pembinaan yang maksimal untuk meraih prestasi tertinggi dalam ajang Olimpiade.

Dalam acara Talkshow virtual yang diadakan oleh Indonesia Sports Learning Center (ISLC) pada hari Rabu, 13 April 2022 dengan tema Mencari Bibit Atletik, ISLC telah berhasil menghadirkan narasumber yang berkompeten dibidang atletik.

Adapun narasumber yang hadir di antaranya Wakil Ketua Umum KONI yaitu Mayjend TNI (Purn) dr. Suwarno dan Kabid Pembibitan PB PASI yaitu Boedi Darma Sidi.

© Humas DPD RI
Presiden ISLC, Sylviana Murni. Foto: Humas DPD RI. Copyright: Humas DPD RIPresiden ISLC, Sylviana Murni. Foto: Humas DPD RI.

Ada juga Akademisi sekaligus Ketua Pengrov PASI DKI yaitu Mustara Musa, Pelatih Atletik yaitu Eni Nuraeni, dan Atlet Atletik kebanggaan Indonesia yaitu Lalu Muhammad Zohri.

Tidak ketinggalan, acara Talkshow tersebut juga dihadiri oleh presiden ISLC yaitu Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni.

Dalam sambutannya, Sylvi, panggilan akrabnya, menyatakan bahwa pencarian bibit atletik ini harus terprogram dan melalui proses. Tujuannya jelas untuk menghilangkan stigma bahwa atlet tercipta karena ketidaksengajaan.

Dalam kesempatan itu, Sylvi juga berharap talkshow tersebut bisa jadi wadah silaturahmi, edukasi, dan jadi jembatan informasi di antara pegiat atletik dengan masyarakat umum.

Menimpali sambutan Sylvi, Wakil Ketua Umum KONI, Sumarno juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini sudah punya program pencarian bibit-bibit atletik.

Salah satunya adalah dengan keberadaan Sekolah Khusus Olahraga (SKO), yang jika dijalankan terus secara sistematis akan efektik bagi keberlangsungan atlet, khususnya di cabang atletik.

Namun demikian, Suwarno pun menyatakan masih sangat menyayangkan kurikulum pendidikan olahraga saat ini masih sebatas pelengkap pendidikan saja.

“Padahal dulu pada saat saya SD sudah diajarkan dan dipertandingkan loncat jauh sebagai salah satu nomor atletik," ucap Suwarno.

Suwarno juga menambahkan, untuk menemukan bibit atlet atletik perlu dilakukan pembinaan sejak dini dari tingkat grassroot.

Salah satunya seperti apa yang telah dilakukan oleh Mustara Musa sebagai Ketua Pengprov PASI DKI selama 14 tahun atas konsisten yang dimilikinya untuk terus mengadakan program Kejuaraan Atletik Pelajar Bulanan.

Mustara Musa pun meyakini bahwa dengan adanya event-event grassroot seperti ini, akan muncul budaya berlatih lalu terbentuk dan terpantau calon atlet berbakat serta bibit-bibit atletik yang baik.

Pandangan yang sama juga diberikan oleh Boedi Darma Sidi, bahwa dasar atletik diberikan mulai dari sekolah. Selain itu dengan adanya DBON, menjadi dasar untuk melakukan pembinaan atletik secara berjenjang dan berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia.

Sedangkan Coach Eni serta atlet Lalu Zohri menyatakan bahwa keduanya pernah mengalami sulitnya pembinaan atletik terutama di daerah-daerah.

Dukungan pemerintah sangat diperlukan khususnya memperbaiki sarana & prasarana yang masih kurang serta bantuan ekonomi untuk atlet berbakat yang kurang mampu. Tandasnnya