Gara-gara Selfie, Atlet Korut Terancam Hukuman Mati?

Pada tanggal 25 Juni 1950 hingga 27 Juli 1953 silam, terjadi perang saudara di negara Korea yang dikenal dengan sebutan Korean War.

Hal inilah yang membuat publik dunia lebih mengetahui, jika Korea Utara dengan Korea Selatan tidak akan pernah akur karena dampak dari peperangan tersebut.

Nah, beberapa hari yang lalu, kabar mengejutkan datang dari Olimpiade Rio 2016 di Brasil, di mana atlet gymnastic Korea Utara, Hong Un-Jong berfoto selfie dengan salah satu pesaingnya dari Korea Selatan, Lee-Eun Ju.

Foto ini sejatinya mendapat respon positif berupa pujian dari berbagai negara, karena melihat keakraban keduanya tanpa menunjukkan tali permusuhan atau kebencian sedikit pun.

Namun tidak sedikit juga yang bertanya-tanya bagaimana nasib dari Hong Un-Jong usai dari Brasil nanti, bahkan ia disebut-sebut terancam mendapat hukuman mati.

Untungnya, ketakutan akan ancaman bagi atlet cantik berusia 27 tahun tersebut tidak akan pernah terjadi. Mengapa? Menurut laporan dari penganalisa yang juga penggemar olahraga Korut, Michael Madden seperti yang dilansir dari BBC, Korut saat ini telah melakukan diplomasi olahraga yang dicanangkan sejak tahun 1980 silam.

Menurut pengamatannya, hukuman itu adalah cara yang tidak relevan bagi politik Korut untuk menjalin hubungan dengan negeri lain.

Bahkan, wilayah Utara juga telah melakukan kesepakatan dengan wilayah Selatan untuk bekerja sama di Olimpiade 2000, 2004, dan 2008, meski pada akhirnya kabar ini tidak terlalu dibesar-besarkan.

Artinya, demi mengembangkan dan memajukan olahraga mereka di mata dunia, maka dua negara asal Negeri Ginseng tersebut tidak melihat rivalitas di dunia politik.

Ketakutan dengan adanya hukuman mati bagi Hong Un-Jong bukanlah tanpa alasan, hal itu dikarenakan pemimpin mereka, Kim Jong-Un telah menekankan sistem diplomasi olahraga di negaranya tersebut.

Ia bahkan dikabarkan tidak segan-segan memberikan hukuman berat bagi para atletnya, termasuk hukuman mati sekalipun.

Salah satu contohnya adalah timnas Korut di Piala Dunia 2010 yang harus pulang lebih awal dilaporkan, baik pemain, maupun staff, dan pelatih harus menjalani sistem kerja paksa.