x

Rossi dan Atlet yang Berurusan dengan Lembaga Arbitrase

Sabtu, 3 Juni 2017 15:42 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
Valentino Rossi dan Maria Sharapova.

Beberapa hari terakhir, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) banyak menghiasi sejumlah pemberitaan media olahraga internasional.

Hal itu tidak lepas dari keputusan CAS yang menolak banding klub sepakbola asal Spanyol, Atletico Madrid. Sekadar informasi, Los Rojiblancos tersandung masalah hukum akibat 65 kasus serius perihal transfer pemain di bawah umur secara ilegal.

Akibat kasus tersebut, CAS pun membuat Los Rojiblancos tidak bisa terllibat bursa transfer hingga 2018 mendatang. Hal ini pula yang membuat Antoine Griezmann akhirnya gagal didatangkan Manchester United ke Old Trafford.

Baca Juga

Terlepas dari kasus yang dialami oleh Atletico, CAS sebagai lembaga internasional non-pemerintah yang memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa olahraga sendiri sempat berurusan dengan nama-nama besar.

Berikut INDOSPORT coba sajikan deretan atlet terkemuka dunia yang pernah bersinggungan dengan lembaga yang terbentuk sejak 1984 silam tersebut:


1. Valentino Rossi

Insiden antara Valentino Rossi dan Marc Marquez.

Dalam ajang balap MotoGP 2015 lalu, pembalap senior tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi sempat membuat kehebohan yang berdampak pada hancurnya mimpi untuk merebut gelar juara kedelapannya.

Tepatnya saat balapan MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang, The Doctor terlibat insiden dengan Marc Marquez. Kala itu, Rossi dinilai dengan sengaja membuat situasi yang memaksa Marquez jatuh ke luar lintasan dan tidak bisa melanjutkan balapan.

Kejadian itu pun membuat race director memutuskan memberi penalti bagi Rossi dengan memulai balapan pamungkas musim 2015, yakni MotoGP Valencia dari posisi belakang.

Tidak terima dengan keputusan tersebut, Rossi pun memutuskan untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Sayang permintaan banding Rossi itu ditolak oleh CAS.

"Pengadilan Abitrase Olahraga (CAS) telah menolak permintaan Valentino Rossi untuk membatalkan eksekusi putusan yang dikeluarkan oleh (Federasi Motor Internasional) pada tanggal 25 Oktober 2015," demikian pernyataan CAS di Lausanne kepada AFP seperti dikutip dari Antara.


2. Maria Sharapova

Maria Sharapova saat jumpa pers di hadapan awak media.

Pasca turnamen Australia Terbuka 2016, kabar mengejutkan datang dari mantan petenis wanita nomor satu dunia, Maria Sharapova. Bagaimana tidak, setelah menjalani sejumlah tes, sampel urine miliknya terbukti positif mengandung doping.

Sontak kabar tersebut membuat dunia olahraga, khususnya tenis geger. Pasalnya, Sharapova secara terbuka mengakui bahwa dirinya sudah selama 10 tahun terakhir mengonsumsi meldonium, zat yang sejak Januari 2016 ditetapkan Badan Anti Doping Dunia (WADA) sebagai salah satu bagian dari doping.

Atas kejadian tersebut, International Tennis Federation (ITF) secara tegas memberi sanksi kepada Sharapova berupa larangan bertanding di level apapun selama dua tahun.

Tidak absen hingga 24 bulan, Sharapova pun mengajukan banding kepada  Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) agar hukumannya diperingan. Setelah melakukan sejumlah perundingan dan pertimbangan, CAS pun menyetujui mengurangi masa hukuman Sharapova menjadi hanya 15 bulan saja.


3. Jon Jones

Petarung MMA, Jon Jones.

Sejak 16 Juni 2016 lalu, petarung Mix Martial Arts (MMA) yang tampil di Ultimate Fighting Championship (UFC), Jon Jones tidak pernah lagi memamerkan keahliannya di octagon ring.

Hal itu sendiri bukan lantaran pria berkebangsaan Amerika Serikat itu mengalami cedera atau sakit yang membuatnya tidak bisa lagi bertarung, melainkan karena harus menjalani sanksi.

Ya, Nevada State Athletic Commission menunjukkan hasil tes urine Jones terbukti positif mengangung zat clomiphene. Clomiphene sendiri merupakan salah satu obat yang penggunaannya di kalangan atlet mendapat larangan dari Word Anti-Doping Agency.

Merasa dirinya tidak bersalah karena tidak tahu bahwa zat tersebut ada di obat yang ia konsumsi, Jones pun melakukan banding ke Lembaga Arbitrasi Badan Anti Doping Amerika (USADA).

Setelah melalui persidangan dan keterangan saksi, USADA pun memutuskan bahwa Jones tidak bersalah karena tidak sengaja menggunakan obat yang mengandung zat clomiphene.


4. Nesta Carter

Pelari asal Jamaika, Nesta Carter.

Saat ajang Olimpiade 2008 di Beijing, China berlangsung, Jamaika berhasil tampil dominan dalam cabang olahraga lari. Berbagai medali emas sukses diraih pelari Jamaika, salah satunya diraih oleh Nesta Carter dalam nomor 4x100 meter.

Namun, delapan tahun setelah ajang multi event terbesar di dunia itu selesai digelar, sebuah masalah muncul. Pasalnya, Carter terbukti positif menggunakan doping berjenis stimulan bernama methylhexaneamine.

Kejaian itu sendiri membuat Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) mencabut gelar juara Carter dan memerintahkannya untuk mengembalikan medali emas.

Parahnya, kejadian itu sendiri tidak hanya merugikan Carter seorang diri, tapi juga rekan-rekannya yang tergabung di nomor 4x100 meter ikut mengembalikan medali emasnya, salah satunya manusia tercepat di dunia, Usain Bolt.

Valentino RossiMaria SharapovaPengadilan Abitrase Olahraga (CAS)

Berita Terkini