x

5 Warisan yang Tersisa dari Asian Games 1962, GBK Hingga Stasiun TV Pertama

Jumat, 3 Agustus 2018 18:05 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
Lima warisan Asian Games.

INDOSPORT.COM - Indonesia sudah dan akan menjadi tuan rumah event olahraga kelas dunia. Dan Asian Games 1962 menjadi awal dari semuanya.

Asian Games 1962 juga seperti awal dari kepercayaan dunia olahraga kepada Indonesia. Dimulai dengan pemilihan tuan rumah pada tahun 1958, Indonesia mengungguli Karachi, Pakistan, sebagai calon tuan rumah.

Selain menjadi awal kepercayaan dunia olahraga pada Indonesia, Asian Games 1962 ternyata juga meninggalkan beberapa warisan yang hingga saat ini menjadi wajah dari Indonesia, baik untuk bidang olahraga atau bidang lainnya.

Baca Juga

Oleh karena itu, kali ini INDOSPORT mencoba merangkum sebanyak 5 warisan dari pagelaran Asian Games 1962 yang terus dirasakan Indonesia jelang menjadi tuan rumah Asian Games 2018.


1. Patung Selamat Datang

Patung Selamat Datang.

Pada tahun 1962, Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno membangun Monumen Selamat Datang untuk menyambut Asian Games IV yang diadakan di Jakarta.

Pembuatan patung ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awal dikerjakan oleh Henk Ngantung yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tinggi patung ini dari kepala sampai kaki, adalah 5 meter.

Sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai kurang lebih 7 meter. Yang dibangun oleh tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni.

Berbicara soal patung Selamat Datang, Sukarno menyebut patung ini bukan hanya berarti penyambutan. Akan tetapi, juga gerbang bangsa yang menjadi awal dari sejarah berpikir Indonesia.


2. Stasiun Televisi Pertama

Stasiun Televisi Pertama.

Asian Games 1962 juga menjadi awal sejarah untuk stasiun televisi pertama yang ada di Indonesia, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI). Karena event olahraga terakbar di Asia inilah, Indonesia pertama kali memiliki TV nasional.

Bukan hanya dibangun untuk menyiarkan secara langsung Asian Games 1962, TVRI juga pertama kali mengudara di hari pertama pertandingan pembukaan Asian Games.


3. Hotel Indonesia

Hotel Indonesia.

Hotel Indonesia juga merupakan salah satu warisan yang dimiliki Indonesia usai menggelar Asian Games 1962. Pasalnya, hotel ini merupakan penginapan para atlet dari berbagai negara yang bertanding di Asian Games.

Hotel ini dirancang oleh arsitek tersohor pada zamannya, Abel Sorensen dan istrinya, Wendy yang berasal dari Amerika Serikat. Menghabiskan lahan seluas 25 ribu meter persegi lebih, hotel ini merupakan hotel bintang 5 pertama yang dimiliki Jakarta.


4. Stadion Gelora Bung Karno

Situasi terkini Stadion Gelora Bung Karno jelang Asian Games 2018.

Siapa yang tidak tahu Stadion Utama Gelora Bung Karno, kompleks olahraga terbesar yang pertama dimiliki oleh Indonesia. Uniknya, rencana pembangunan GBK ini terlintas di pikiran Sukarno usai kunjungan dirinya ke Uni Soviet pada 1956 silam.

Tidak lama setelah kunjungannya tersebut, Sukarno langsung mengajukan pinjaman kepada Uni Soviet untuk membangun stadion megah di Indonesia. Bahkan, Perdana Menteri Soviet kala itu, Nikita Khrushchev mengaku kaget dengan niatan Sukarno.

"Dia (Sukarno) lebih suka mengumpulkan orang. Dia selalu membutuhkan penonton dan oleh karena itu, dia ingin panggung yang besar. Itulah alasan kami membangun stadion tersebut," ucap Khrushchev dalam bukunya yang berjudul 'Memoirs of Nikita Khrushchev: Volume 3'.

Pembangunan SUGBK pun dimulai 3 tahun kemudian pada 1959 yang melibatkan 40 sarjana teknik memimpin sebanyak 12 ribu pekerja sipil dan militer dari Indonesia dan juga beberapa arsitek ternama Soviet.

Akhirnya 6 tahun kemudian sejak pembangunan dimulai, pada tahun 1962 sesaat sebelum Asian Games 1962, cita-cita Sukarno yaitu Indonesia memiliki stadion megah tercapai. GBK juga masih eksis hingga kini dengan laga-laga internasional yang sudah pernah diselenggarakannya.


5. Jembatan Semanggi

Jembatan Semanggi.

Jembatan Semanggi merupakan salah satu warisan Asian Games 1962 yang terletak tepat di persimpangan Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. Seperti yang dikenal luas, Jembatan Semanggi semakin lengkap dengan jalan lingkar sehingga disebut Simpang Susun Semanggi.

Pembangunan Jembatan Semanggi ini berawal dari usulan Menteri Pekerjaan Umum pada tahun 1961 silam, yaitu Ir. Soetami. Proyek ini didasarkan untuk mengatasi kemacetan yang diperkirakan akan timbul jelang Asian Games 1962.

Didukung oleh Presiden Sukarno, pembangunan ini sempat dikecam oleh masyarakat sekitar. Apalagi saat itu, Jakarta juga sedang membangun Tugu Monas, Hotel Sarinah dan Gelora Bung Karno.

Meski dikecam, akhirnya pembangunan ini terus dilangsungkan dan tahun 1962 tepat sebelum Asian Games, jembatan ini akhirnya selesai dibangun. 

Baca Juga

"Menurut Bung Karno, susunan daun Semanggi bisa melambangkan persatuan bangsa ini. Dengan bersatu kita menjadi kuat, demikian pula Jembatan Semanggi, yang menyatukan berbagai wilayah di ibu kota," tulis penulis buku, Zaenuddin soal usulan nama Jembatan Semanggi dari Sukarno.

Terus ikuti berita terbaru tentang sepak bola dan olahraga lain di INDOSPORT

Asian GamesAsian Games 2018Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)Asian Games 1962Bola InternasionalTVRITRIVIA

Berita Terkini