x

Jalan Berliku Joan Mir Menuju Juara Dunia MotoGP

Senin, 16 November 2020 10:23 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Menjadi juara dunia di usia 23 tahun bersama tim Suzuki, Joan Mir telah melalui banyak jalan berliku hingga mengantarnya ke prestasi paling prestisius tersebut.

INDOSPORT.COM - Menjadi juara dunia MotoGP di usia 23 tahun bersama tim Suzuki, Joan Mir telah melalui banyak jalan berliku hingga mengantarnya ke prestasi paling prestisius tersebut. 

Finis di posisi ketujuh GP Valencia 2020, Minggu (15/11/20) kemarin sudah cukup bagi Joan Mir untuk mengamankan gelar juara dunia. Pesaing terdekat Mir, Fabio Quartararo, mengalami crash yang membuatnya keluar balapan tanpa poin. 

Mir pun tak terkejar di puncak klasemen MotoGP 2020 dengan koleksi 171 poin, berselisih 29 angka dari Franco Mordibelli (142 poin) yang di GP Valencia itu keluar sebagai pemenang. 

Balapan musim 2020 ini jadi salah satu balapan paling aneh dalam sejarah MotoGP. Banyak sekali hal-hal mengejutkan yang terjadi, termasuk keberhasilan Joan Mir menjadi juara dunia. 

Baca Juga
Baca Juga

Baik Joan Mir dan Suzukinya sendiri bahkan tak bermimpi untuk meraih juara dunia tahun ini. Maklum, selama dua dekade, MotoGP dikuasai oleh rider Honda, Yamaha, dan Ducati. 

Terakhir kali Suzuki menjuarai kelas teratas balapan motor (500cc) adalah pada tahun 2000 melalui pembalap Kenny Roberts Jr. Saat itu usia Mir masih tiga tahun. 

Belum ada dalam benak Mir dan Suzuki bahwa pembalap kelahiran Spanyol, 1 September 1997, itu bakal jadi juara dunia Suzuki berikutnya setelah puasa gelar 20 tahun.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, diprediksi menjadi jaura dunia musim 2020. Namun, semua berubah ketika Marquez mengalami cedera pada balapan pertama di Sirkui Jerez, Spanyol. 

Cederanya Marquez membuka kesempatan bagi pembalap lain untuk tampil ke depan. Hampir tiap pekannya MotoGP tampil mengejutkan. 

Joan Mir juga 'terbantu' dengan penampilan inkonsisten rising star Fabio Quartararo dari tim Petronas Yamaha. Sempat digadang-gadang jadi juara dunia setelah meraih dua kali podium pertama di awal balapan, Quartararo malah terjerembab di posisi lima klasemen. 

Baca Juga
Baca Juga

Kondisi ini yang membedakan Quartararo dan Mir. Meski hanya memenangi satu balapan, namun dari 13 seri, Mir total berhasil tujuh kali naik podium, atau yang terbanyak di atas Franco Mordibelli (4) dan Alex Rins (4).


1. Jalan Berliku Joan Mir

Pembalap MotoGP dari tim Suzuki, Joan Mir.

Perjuangan Joan Mir untuk bisa menjadi juara dunia tidaklah mudah. Selain faktor keberuntungan karena cederanya Marquez, ada kerja super keras yang dilakukan pembalap 23 tahun asal Spanyol itu dalam karier balapnya. 

Joan Mir, lahir di Mallorca, 1 September 1997, memulai karier balapannya di ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup 2013. Ajang tersebut memang terkenal sering melahirkan bibit-bibit berbakat. 

Capaian terbaik Mir di ajang ini adalah menjadi runner-up pada 2014 dan meraih tiga kali podium pertama. Dari sana, ia pindah ke ajang yang lebih tinggi, yakni FIM CEV Moto3 Junior Wordl Championship.

Meski belum menjuarai ajang tersebut, namun Mir dinilai punya potensi karena pernah meraih empat podium pertama. Akhirnya, tim Leopard Racing mempromosikannya ke ajang moto3 pada 2016. 

Menyambut Moto3, Joan Mir mengikat kontrak dengan KTM. Prestasinya di musim perdana Moto3 cukup lumayan dengan finis di posisi kelima klasemen akhir dengan 144 poin. 

Barulah setahun kemudian atau pada 2017, ia sukses mengunci gelar juara dunia Moto3. Namun kali ini bukan bersama KTM, melainkan bersama tim Honda. 

Bersama Honda, ia meraih 10 kemenangan dari total 18 seri balapan. Joan Mir kembali memilih jalan berliku dengan memilih keluar dari Honda dan bergabung dengan pabrikan baru. 

Kali ini ia direktur oleh Marc VDS Racing Team untuk berlaga di ajang lebih tinggi, Moto2 2018. Di sana, ia diberi kontrak selama tiga tahun. Namun, performanya terbilang anjlok dibanding Moto3 dengan hanya meraih 4 podium dari 18 seri tanpa memenangi balapan. 

Walau begitu, hal itu sudah cukup baginya untuk menarik minat Suzuki menariknya sebagai pengganti Andrea Iannone. Joan Mir dan Suzuki pun mencapai kata sepakat pada 2019 dan mulai petualangannya di MotoGP 2019.

Pada musim perdananya tahun 2019 lalu, ia sudah mulai berduet dengan Alex Rins yang ada di Suzuki sejak 2017. Ia cuma berhasil meraih peringkat ke-12 klasemen kalah jauh dari pembalap potensial seperti Fabio Quartararo dan rekannya sendiri, Alex Rins. 

Maka wajar jika dibilang balapan 2020 ini super mengejutkan. Sebab, tak ada yang mengunggulkan Joan Mir menjadi juara. 

Andai itu datang dari Suzuki pun, maka Alex Rinslah yang dijagokan. Namun, siapa sangka, sejak seri keempat, Joan Mir tampil konsisten dan kecocokannya dengan motor Suzuki GSX-RR tak bisa ditandingi musim ini oleh pembalap manapun. 

MotoGPSuzukiJoan MirBerita MotoGPMotoGP 2020

Berita Terkini