x

Kota Hujan 90-an, Wadah Pencinta Mobil Klasik Bernuansa Tongkrongan Lawas

Selasa, 29 November 2022 18:15 WIB
Penulis: Ammara Marthiara | Editor: Isman Fadil
Komunitas Mobil Classic Bogor, Kota Hujan 90an.

INDOSPORT.COM – Beragam mobil kuno tahun 90 dan 2000-an rupanya masih ramai peminat di era yang serba modern ini.

Kota Hujan 90-an merupakan salah satu dari banyaknya paguyuban pecinta mobil klasik yang saat ini kian menjamur.

Baca Juga

Berawal dari 7 anggota, saat ini wadah otomotif yang baru berusia seumur jagung itu sudah dihuni oleh 35 awak.

Selaras dengan namanya, paguyuban yang satu ini lebih menekankan dengan beberapa hal bernuansa lawas.

Salah satunya ialah bernostalgia dengan suasana tongkrongan era 90-an sampai 2000-an.

Baca Juga

“Jadi kita itu kayagini nih, ini kan tongkrongan 90-an dan 2000-an tuh kayagini di trotoar sambil ngeliatin mobil kita,” ujar Nadhifo Khosyi kepada awak INDOSPORT.com, Jumat (18/11/22), di kawasan Taman Air Mancur, Bogor.

“Kemudian kita juga saling bertukar fikiran mobil kita kurang apa dan butuh apa, kita mau bikin acara apa, semua tuh ada di sini di trotoar ini,” imbuhnya.

Baca Juga

Wadah pegiat otomotif yang berdiri sejak 17 Juli 2022 ini memiliki jadwal kopdar rutin setiap Jumat malam di selasar jalan raya Taman Air Mancur, Bogor, Jawa Barat.

Tak hanya sekedar tongkrongan semata, lahirnya Kota Hujan 90-an bertujuan untuk memberikan kebebasan para anggotanya guna menuangkan ekspresi soal mobil klasik.

Menariknya lagi, Kota Hujan 90-an ini juga dihuni oleh sejumlah mobil era 2000-an serta kendaraan roda dua klasik.

Baca Juga

“Nah jadi untuk disclaimer, Kota Hujan 90-an ini sebenarnya bukan komunitas, melainkan wadah otomotif,” jelas Nadhifo.

“Jadi semua itu boleh nongkrong, semua boleh datang, dan semua boleh ambil suara,” ucap pentolan Kota Hujan 90-an itu.


1. Pegiat Mobil Klasik Harus Sisihkan Waktu Luang

Komunitas Mobil Classic Bogor, Kota Hujan 90an.

Dalam hal ini, Nadhifo juga membagikan sejumlah tips bagi para pemula yang ingin terjun menekuni hobi bermain mobil lawas.

Dikatakan pentolan Kota Hujan 90-an itu, pegiat mobil klasik harus siap merogoh kocek lebih dalam demi memoles mesin ataupun desain agar mobil lebih terawat.

Baca Juga

Selain itu, tentunya dibutuhkan pula waktu luang untuk mempelajari seputar penyakit dari koleksi mobil lawas yang dimiliki.

Pasalnya, Nadhifo menuturkan jika tidak semua mobil memiliki penyakit dan cara perbaikan yang sama.

Kendati begitu, tujuan didirikannya komunitas ini adalah salah satu nya menyediakan ruang untuk berdiskusi, misalnya soal rekomendasi bengkel sesuai dengan jenis penyakit dari mobil itu sendiri.

Baca Juga

“Karena kalau mobil yang istilahnya di atas rata-rata saja pasti ada jajan nya, apalagi beli mobil tua yang murah. Itu pasti butuh pembangunan lagi, butuh waktu, dan biaya yang gak sedikit,” pungkas Nadhifo.

“Jadi kalau mau main mobil tua mental nya harus siap, yang paling utama mental nya dulu, siap gak buat main mobil yang sering ke bengkel,” tegas pria yang akrab disapa Dhifo itu.

Baca Juga

Sebagai sosok yang sudah menggemari otomotif sejak usia dini, Nadhifo tentu menaruh harapan terhadap kemajuan sektor otomotif di tanah air kedepannya.

Nadhifo berharap culture Indonesia yang dikenal lengkap soal otomotifnya tetap dipertahankan.

Baca Juga

“Setiap ada event tetap rapatkan barisan, kita ikut hadir, kita sukseskan acara sodara-sodara kita, tetap solid,” kata Dhifo.

“Kita sama-sama suka roda dan aspal. Di sini kita ada untuk memfasilitasi agar semuanya solid,” tutup Nadhifo.

Mobil retro

Berita Terkini