Mengenal Silat Sera, Seni Beladiri Khas Jawa Barat

Rabu, 2 Maret 2016 22:09 WIB
Penulis: Abdul Hamid | Editor: Ahmad Priobudiyono
© Hamid/Indosport
 Copyright: © Hamid/Indosport

Berbagai ragam jenis beladiri bermunculan dan berkembang di Indonesia. Rata-rata beladiri yang berkembang di tanah air ini berasal dari mancanegara, seperti  Karate, Taekwondo, Muay Thai , Aikido dan masih banyak lagi.

Namun di saat beladiri luar tersebut berkembang, terdapat bela diri tradisional asal Jawa Barat yang bertahan sampai yakni Silat Sera. Salah satu tempat yang masih melestarikan silat ini ada di Bogor tepatnya di Jl. Cibeureum Pesantren Riyadhul Janah.

Seperti dijelaskan oleh pelatih silat Sera, Pupud Saepudin, silat ini berasal dari seorang tokoh yang bernama Sera. Nama tokoh tersebut akhirnya diabadikan menjadi nama aliran silat ini.

"Bapak Sera ini merupakan pendiri aliran silat ini. Sejarahnya bapak Sera ini belajar silat ini dari seorang tokoh di Aceh yakni Hj. Cut Suriah atau Nyai Panjate", ujar Pupud saat diwawancarai oleh INDOSPORT.


Pupud Saepudin bersama dengan muridnya memperagarakan jurus yang ada langkah 2. 

Adapun untuk jurusnya sendiri, Pupud menjelaskan bahwa secara garis besar ada lima bagian. Jurus tersebut dinamakan Panca Sera yang terdiri dari  Sera Banyu, Sera Bayu, Sera Ringkus, Sera Geni dan Sera Putih.

“Untuk awal pastinya ada gerakan dasar terlebih dahulu. Setalah itu nanti masuk kelangkah yang terdiri dari 9 macam. Baru masuk ke jurus.

Sera Banyu itu gerakannya seperti air, Sera Bayu gerakannya seperti angin, Sera Ringkus ini gerakannya meringkus, Sera Geni ini gerakannya seperti api dan Sera Putih ini jurus yang paling tinggi dalam silat Sera” tambahnya.


Silat Sera ini lebih banyak menggunkan gerakan lawan dan membalikan pergerakan lawan.

Pada prinsipnya jurus-jurus tersebut lebih banyak menggunakan kecepatan tangan dan membalikan pergerakan lawan. Ciri khas Silat Sera sendiri yaitu gerakan jurus-jurusnya banyak menggunakan nama dari huruf Arab dan Cina, seperti Alif, Ba, Lam Alif (dari huruf Arab), Bekuih, Lokbeh (Loh Beh), Wa Lung Wang (Balungbang, dari Bahasa Cina) dan lain sebagainya.

Lebih dari itu silat ini tidak hanya diajarkan jurus tangan kosong saja. Ada juga jurus dengan senjata seperti golok tunggal, golok ganda, gobang (sejenis pedang), gada, toya panjang, toya pendek dan masih banyak lagi. 

Aliran silat ini sudah masuk anggota IPSI (Iktan Pencak Silat Indonesia) sejak tahun 1976 dengan nama perguruan Silat Panca Sera. Sampai saat ini perguruan yang dipimpin oleh Bapak H. Cucu Sutarya, SH (generasi kedua penerus aliran Silat Sera) ini telah banyak berkembang.

Bahkan kepopuleran silat ini sampai mancanegara seperti di Amerika Serikat dan Norwegia cukup terkenal. Khusus di Belanda ada murid Bapak H. Ali Yoenoes (generasi pertama penerus ajaran Bapak Sera) yaitu keluarga Van de Vries. 

1