x

Pesantren Guru yang Perkosa Santriwati di Bandung Ternyata Bodong

Jumat, 10 Desember 2021 12:45 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
Ilustrasi - Pesantren tempat guru yang memperkosa belasan santriwati di Bandung ternyata bodong.

INDOSPORT.COM - Seorang guru pesantren di Bandung belakangan jadi bulan-bulanan publik usai diketahui meniduri belasan sanntriwati hingga hamil.

Bahkan, beberapa di antara korban tersebut ada yang sampai melahirkan bayi buah perbuatan bejat guru mereka, Herry Wirawan (HW).

Pihak yang berwenang pun melakukan penelusuran dan menemukan bahwa pesantren tempat HW mengajar ternyata bodong alias abal-abal lantaran tidak memiliki izin pendirian. Bentuknya pun hanya sebatas rumah hapalan.

Baca Juga
Baca Juga

"Izin operasional pesantren tidak ada. Tapi dia menginduk ke pesantren atau yayasan MH di Antapani. Jadi secara personal lembaga itu tidak ada," kata Kepala Depag Kota Bandung, Tedi Ahmad Junaedi, Kamis (9/12/21).

Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan hasil pantauannya, aktivitas pesantren MH mengajar lebih pada hapalan, bukan kitab kuning atau kajian lainnya seperti pesantren pada umumnya.

"Informasi yang kami dapat, santri yang ke sana memang gratis. Dananya mungkin dari bantuan. Tapi dari Kemendag tidak ada," jelas Tedi.

Kemenag juga telah menutup pesantren setelah kasus pemerkosaan oleh guru yang juga pimpinan pesantren itu ditangani oleh polisi.

Keputusan penutupan diambil berdasarkan hasil pembahasan bersama Polda Jabar, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Baca Juga
Baca Juga

"Kita sepakat untuk menutup dan membekukan lembaga pendidikan tersebut. Saat itu (Herry) ditangkap dan ditahan di Polda Jabar," ungkap Kabid Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jabar, Abdurahim, Kamis (9/12/21) malam.

Sementara itu, seluruh santriwati yang ada di pesantren tersebut saat ini telah dipulangkan ke orang tua untuk dipindahkan ke sekolah lain. Sementara kepada para korban telah ditangani.

Kepala Kemenag Kota Bandung, Tedi Ahmad Junaedi, mengatakan sekolah milik HW setara untuk murid SMP dan SMA khusus untuk perempuan. Namun, saat ini seluruh kegiatan pembelajaran dihentikan.

Pelaku pun ditahan untuk diperiksa lebih lanjut tentang tindakan asusilanya tersebut. Selama proses hukum berlangsung, pesantren HW ditutup.

Baca berita asli di Akurat.co

BandungBerita Ragam

Berita Terkini