(ANALISIS) Peluang Praveen/Debby Hadapi Wakil Denmark di Final All England 2016

Minggu, 13 Maret 2016 15:40 WIB
Editor: Charles Emanuel Dominggus
© HUMAS PP PBSI/INDOSPORT
Debby Susanto berusaha keras menadah cemesan dari lawan di All England 2016. Copyright: © HUMAS PP PBSI/INDOSPORT
Debby Susanto berusaha keras menadah cemesan dari lawan di All England 2016.

Praveen/Debby melangkah ke partai final setelah menyingkirkan unggulan pertama asal Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei. Sementara Joachim/Christinna mengantongi tiket final setelah menyudahi perlawanan wakil tuan rumah Chris Adcock/Gabrielle Adcock, yang menghentikan andalan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di perempatfinal.

Praveen/Debby dan Joachim/Christinna bukan baru pertama kali bertemu. Kedu apasangan ini sudah sembilan kali bertemu. Rekor head to head berpihak pada wakil Denmark yang sukses meraih enam kemenangan.

Namun demikian Praveen/Debby memiliki modal bagus jelang pertemuan ke-10 ini. Pasalnya di pertemuan terakhir keduanya mampu menyingkirkan pasangan rangking enam dunia itu. Saat bertemu di babak perempafinal Dubai World Superseries Finals tahun lalu, Praveen/Debby menang mudah 21-8 dan 21-18.

Selain itu kans Praveen/Debby untuk mengulangi catatan manis itu terbuka lebar. Hal ini mengacu pada penampilan keduanya sepanjang gelaran All England kali ini. Pada babak perempatfinal Praveen/Debby membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan tiga asal Tiongkok, Liu Cheng/Bao Yixin dua set langsung, 21-14 dan 23-21.


Zhang Nan/Zhao Yunlei dibekuk Praveen/Debby di semifinal All England 2016.

Kejutan itu berlanjut saat bertemu Zhang/Zhao. Bila di pertemuan sebelumnya di Hong Kong Open 2015 Praveen/Debby kalah setelah berjuang tiga set, maka kali ini sejarah berubah. Keduanya balik menggulung Zhang/Zhao dalam dua set langsung , 21-19 dan 21-16.

Penampilan Praveen/Debby kali ini mengalami peningkatan yang signifikan. Kekompakan dan komunikasi antarkeduanya semakin baik. Selain itu masing-masing dari antara mereka mampu memainkan peran dengan baik. Debby benar-benar tampil sebagai playmaker seperti seniornya Liliyana Natsir. Sementara Praveen tampil sebagai ‘tukang gebuk’ yang sangat agresif. Tak hanya itu keduanya bermain sangat disiplin dalam membangun pertahanan.

Bila keduanya mampu mempertahankan modal berharga ini maka peluang menang terbuka lebar. Jika tidak, maka wakil Denmark yang menjadi unggulan kelima itu akan memanfaatkan momentum untuk naik podium tertinggi.


Joachim Fiescher Neilsen/Christinna Pedersen.

Akhirnya, Praveen/Debby harus memiliki mental yang kuat untuk menghadapi tekanan di partai final. Walau lawan yang dihadapi bukan wakil tuan rumah, namun atmosfer partai final memiliki warna tersendiri sehingga perlu diantisipasi.

Di atas segalanya, sambil mematok target juara dengan mengeluarkan segenap kemampuan terbaik, mereka perlu mempertahankan ritme permaianan yang sudah mereka tunjukkan selama ini yakni menikmati permainan. Laga final itu perlu dinikmati dan tidak dijadikan sebagai beban yang bisa mengungkung dan mematikan kemampuan yang ada.

Head to head Praveen/Debby vs Joachim/Christinna:

 

22