Olimpiade Rio 2016

Legenda Bulutangkis Indonesia Jagokan Dua Nomor di Olimpiade Rio

Rabu, 27 Juli 2016 05:03 WIB
Kontributor: Fajar Kristanto | Editor: Yohanes Ishak
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Atlet bulutangkis Greysia Polii memberi penghormatan kepada bendera Merah Putih. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Atlet bulutangkis Greysia Polii memberi penghormatan kepada bendera Merah Putih.

Prestasi Internasional Indonesia di cabor bulutangkis boleh naik-turun. Tetapi, jika sudah tampil di ajang Olimpiade, para pebulutangkis Tanah Air kerap membuat lagu Indonesia Raya berkumandang.

Tidak heran, salah satu legenda olahraga tepok bulu, Alan Budikusuma merasa optimis dengan peluang Indonesia di Olimpiade Rio 2016, pada bulan Agustus mendatang.

Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut mengatakan tim Merah Putih ditarget mendapatkan minimal dua medali emas.

Peluang terbesar dinilai secara realistis oleh Alan ada pada tim ganda campuran dan ganda putra.


Alan Budikusuma, salah satu legenda pebulutangkis Indonesia.

"Saya sih selalu optimis bahwa rekan-rekan mampu mempertahankan tradisi emas, saat ini yang menjadi harapan Indonesia dari ganda campuran dan ganda putra. Terus ada lagi dari ganda putri dan terakhir tunggal putra," kata Alan usai jumpa pers Daihatsu Astec Open 2016 di PT. Astra Internasional Daihatsu, Jl Raya Waru KM 15, Aloha, Sidoarjo.

"Saya percaya, peluang terbesar ada pada ganda campuran. Karena Indonesia mengirimkan dua juara dunia untuk bertanding, jadi sangat realistis untuk mengembalikan tradisi emas cabor bulutangkis," imbuh pria asli Surabaya ini.

Pada multievent kali ini, ada 10 pebulutangkis Indonesia yang berhasil lolos ke Rio, Brasil. Mereka adalah Tommy Sugiarto (tunggal putra), Linda Wenifanetri (tunggal putri), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir serta Praveen Jordan/Debby Susanto (ganda campuran).


Praveen Jordan/Debby Susanto pebulutangkis ganda campuran Indonesia saat menjuarai All England 2016 di bulan Maret lalu.

Beberapa diantaranya menjadi unggulan pada Olimpiade kali ini. Kendati demikian, Alan meminta para wakil Indonesia untuk tidak lengah dan terus konsentrasi.

Ia mengaku persaingan bulutangkis internasional saat ini sangat ketat. Sebab, negara-negara dengan tradisi juara even internasional tak lagi mendominasi.

"Jika kita biasanya disuguhi persaingan Indonesia, Malaysia, Cina, Korea Selatan dan Denmark, kali ini tidak lagi, beberapa negara Eropa juga bisa menjadi ancaman. Contohnya, untuk sektor putri ada Rusia dan Spanyol, belum lagi kebangkitan kembali Jepang. Makanya, rekan-rekan harus tetap fokus," tutup suami dari pebulutangkis Indonesia lainnya, Susi Susanti.