INDOSPORT.COM - Pebulutangkis ganda putra Indonesia yang berlaga di semifinal turnamen China Open 2018, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo gagal melaju ke babak final.
Keduanya takluk atas perlawanan tuan rumah, Han Chengkai/Zhou Haodong melalui rubber game dengan skor 21-19, 11-21, 21-17.
Meski Marcus Gideon mengakui kekalahannya dan mencoba untuk memperbaiki permainannya lagi, namun rupanya ada yang masih mengganjal di hati Marcus Gideon terkait kekalahan ia dan Kevin di China Open. Fokus Kevin/Marcus memang terganggu karena beberapa kali hakim garis menyatakan servis Marcus fault.
Salah satu warganet pun mengungkapkan jika keputusan wasit untuk menganggap servis Marcus fault tidaklah tepat.
I REST MY CASE. Both images taken 1 arms length from camera. Only difference is I moved up and down to the extremities but still keeping black lines overlapping. Look at the difference on black roll up banner! This instrument cannot help service judges. pic.twitter.com/SqiXpkR0bQ
— Mark Phelan (@markphelanGPM) March 27, 2018
Marcus yang menyadari kebenaran dari kasus tersebut pun mencoba melaporkannya ke BWF. Marcus pun mengeluhkan soal kepemimpinan wasit di akun Instagram miliknya.
“Kupikir semua hakim servis harus mengikuti tes mata sebelum pertandingan untuk memperjelas bahwa ia benar,” tulis Marcus.
Marcus pun mempertanyakan inframerah yang mestinya ada untuk memberikan sensor jika servis lebih tinggi dari 1,15 meter kepada organisasi bulutangkis dunia tersebut.
Aturan BWF memang mengharuskan pemain melakukan servis dengan ketinggian maksimal 1,15 meter dari permukaan lapangan. Pengukuran akan dilakukan dengan alat sensor yang dilengkapi dengan sinar inframerah.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT
Penulis: Martini.