Buka-Bukaan Humas PBSI tentang Pensiunan Atlet Bulutangkis, Minim Apresiasi?

Sabtu, 3 Agustus 2019 16:43 WIB
Penulis: Martini | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Humas PBSI
Ekspresi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir usai memastikan diri melangkah ke final bulutangkis Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Copyright: © Humas PBSI
Ekspresi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir usai memastikan diri melangkah ke final bulutangkis Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

INDOSPORT.COM – Subid Humas Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto alias Koh Rudy kembali melontarkan pernyataan kontroversial terkait perkembangan atlet bulutangkis Indonesia. Menurutnya, atlet bulutangkis yang berprestasi masih minim apresiasi oleh pemerintah, tak seperti negara lainnya.

Seperti sistem yang diterapkan Korea Selatan dan China, di mana atlet bulutangkis yang sukses meraih medali emas di ajang Games of the Olympiade (OG) atau memiliki prestasi mengagumkan lainnya, maka berhak untuk mendapat jaminan hari tua dari pemerintah.

“Di negara lain, atlet yang dapat medali emas di OG atau yang berprestasi, kehidupan selanjutnya dijamin sampai tua. Di kita, atlet yang punya penghasilan, tetap bayar pajak yang cukup tinggi, apakah ada jaminan hari tua untuk mereka? Tidak ada,” ungkap Koh Rudy dalam akun Twitternya @RudyRoedyanto.

“Kemarin yang dapat medali OG dikasih penghargaan, itu sudah bagus tapi dihentikan, katanya melanggar undang-undang. Itu sudah benar mestinya, banyak atlet yang belum tentu berhasil,” tambahnya lagi.

Salah satu contoh kasus yang dilontarkan Bambang Roedyanto adalah ketika pasangan ganda campuran andalan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang sukses menggondol medali emas di Olimpiade Rio 2016 lalu.

Meski digadang-gadang mendapat banyak apresiasi dan penghargaan, termasuk mendapat kesempatan untuk mengikuti ujian CPNS, namun Rudy tetap mengkritisi bagaimana sikap pemerintah untuk memberikan jaminan hari tua kepada Owi/Butet dan pebulutangkis nasional lainnya.

“Ujung-ujungnya kalau ada atlet yang juara, ikut mengharumkan nama bangsa kok. Waktu Owi/Butet juara OG, berapa biaya yang dibutuhkan untuk empat tahun dan medali OG satu-satunya di pas HUT kemerdekaan kita,” pungkasnya.