Evaluasi Tunggal Putra Indonesia di Korea Open 2019: Terlena Non-Unggulan

Rabu, 2 Oktober 2019 19:37 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
© Shi Tang/Getty Images
Jonatan Christie membalikkan smash kepada lawan. Copyright: © Shi Tang/Getty Images
Jonatan Christie membalikkan smash kepada lawan.

INDOSPORT.COM - Tunggal putra Indonesia gagal memenangkan gelar di Korea Open 2019. Berikut evaluasi tunggal putra Indonesia di Korea Open 2019. 

Turnamen BWF World Tour Super 500 Korea Open 2019 telah berakhir pada Minggu (29/09/19) lalu. Indonesia memenangkan satu gelar di nomor ganda putra berkat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. 

Sayangnya di nomor lain wakil-wakil Indonesia bertumbangan sebelum mencapai. Selain ganda putra, hanya di nomor ganda campuran wakil Indonesia bisa mencapai semifinal. 

Nomor tunggal putra yang menjadi salah satu andalan, tak mampu berbuat banyak dan hanya mencapai babak perempatfinal. Padahal, ada dua wakil Indonesia yang menjadi unggulan di Korea Open 2019. 

Jonatan Christie adalah unggulan ke-4, Anthony Ginting merupakan unggulan ke-8, sedangkan Shesar Hiren Rhustavito 
yang memulai dari babak kualifikasi juga belum bisa berbuat banyak. 

Khusus untuk Jonatan Christie dan Anthony Ginting yang menjadi unggulan, dua pebulutangkis ini terlena dan akhirnya kalah dari lawan yang merupakan non-unggulan. 

Shesar Hiren Rhustavito 

Pebulutangkis berusia 25 tahun ini memulai dari babak kualifikasi dan berhasil lolos. Pada babak pertama, Shesar Hiren Rhustavito melawan Wong Wing Ki dan menang cukup mudah. 

Lawan di babak kedua mulai berat yaitu Lu Guangzu yang mengalahkan Chen Long. Tetapi Shesar Hiren Rhustavito bisa mengatasinya dan menang dengan skor 21-15 dan 21-13. 

Memasuki babak perempatfinal, Shesar Hiren Rhustavito kalah kelas dari Chou Tien-chen yang merupakan unggulan kedua turnamen ini. 

Tetapi kekalahan di Korea Open 2019 menjadi pengalaman berharga bagi Shesar Hiren Rhustavito yang biasanya lebih banyak bertanding di kelas BWF Tour Super 100 seperti Russian Open 2019. 

Shesar Hiren Rhustavito perlu banyak jam terbang di turnamen-turnamen yang kelasnya di atas Super 300. Dengan begitu, kemampuan Shesar Hiren Rhustavito akan semakin terasah. 

Jonatan Christie

Berbeda dengan Shesar Hiren Rhustavito, Jonatan Christie terlihat seperti terlena sejak babak pertama. Menghadapi pemain non-unggulan seperti Hans-Kristian Solberg Vittinghus, Jonatan Christie kesulitan. 

Jonatan Christie memang menang dua set, tetapi dengan skor 21-16 dan 22-20. Peristiwa hampir serupa juga terjadi di babak kedua. 

Menghadapi Khosit Phetpradab yang juga non-unggulan, Jonatan Christie unggul telak 21-8 di set pertama. Akan tetapi di set kedua Jonatan Christie sempat kerepotan meski menang dengan skor 22-20. 

Hingga akhirnya Jonatan Christie dikalahkan pemain non-unggulan lainnya, Wang Tzu-wei di perempatfinal. Jonatan Christie kalah dengan skor 10-21, 21-15, 13-21. 

Korea Open 2019 bisa menjadi bahan pembelajaran bagi Jonatan Christie untuk lebih waspada kedepannya saat melawan pasangan non-unggulan dan yang rankingnya lebih rendah. 

Anthony Ginting 

Meski juga kalah dari pebulutangkis non-unggulan, situasi Anthony Ginting dan Jonatan Christie cukup berbeda. Problem bagi Anthony Sinisuka Ginting adalah kelelahan. 

Anthony Ginting masih bertarung di final China Open 2019 pada tanggal 22 September, atau selang dua hari saja dengan Korea Open 2019. 

Berbeda dengan Jonatan Christie yang sudah tersingkir sejak babak pertama di China Open 2019 dan punya waktu istirahat lebih lama dari Anthony Ginting. 

Faktor kelelahan memang terlihat saat Anthony Ginting melawan Kantaphon Wangcharoen di babak pertama. Anthony Ginting memang memangkan pertandingan, namun dengan skor yang cukup ketat, 21-16 dan 22-20. 

Waktu pertandingan yang mencapai 45 menit, tentu menguras fisik atlet. Ditambah lagi pada babak kedua Anthony Ginting melalui pertarungan tiga set. 

Akhirnya Anthony Ginting kalah 21-17, 16-21, dan 13-21 dari Jan O Jorgensen. Evaluasi bagi Anthony Ginting tentu berkaitan dengan peningkatan ketahanan fisik yang dimilikinya. 

Hingga kedepannya Anthony Ginting bisa tampil konsisten dari satu turnamen ke turnamen lainnya.