‘Kutukan’ Angin di Istora Senayan, Begini Pengakuan Panitia Indonesia Masters 2020

Sabtu, 25 Januari 2020 13:01 WIB
Penulis: Martini | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
‘Kutukan’ angin di Istora Senayan, begini pengakuan ketua panitia Indonesia Masters 2020, Achmad Budiharto. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
‘Kutukan’ angin di Istora Senayan, begini pengakuan ketua panitia Indonesia Masters 2020, Achmad Budiharto.

INDOSPORT.COM – Gelaran turnamen bulutangkis Indonesia Masters 2020 memang telah usai. Namun, sebagaimana seperti sebelumnya, beberapa atlet mengaku harus tersingkir dari turnamen karena ‘kalah angin’ saat bermain di Istora Senayan.

Seperti misalnya dua atlet ganda putra Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting pun merasakan dampak negatif dari angin yang berembus di Istora Senayan. Namun berbeda dengan Jonatan, Ginting berhasil memanfaatkan kondisi angin Istora hingga bisa menjadi juara.

Besarnya embusan angin di Istora Senayan memang mengikuti kondisi geografis Indonesia yang cukup panas, hingga memerlukan air conditioner (AC) di dalam ruangan. Namun, hal ini justru menjadi momok bagi sejumlah atlet yang harus susah payah menaklukkan bola karena angin.

Menurut ketua panitia Indonesia Masters 2020 sekaligus Sekjen PBSI, Achmad Budiharto, setting lapangan Istora Senayan sudah dilakukan dengan baik, dan timnya tidak mendapat keluhan secara resmi dari para atlet yang bertanding.

“Sebetulnya AC sudah kita set seminimal mungkin untuk memberikan dampak negatif terhadap pertandingan, tapi sebetulnya secara resmi panitia tidak mendapat keluhan tersebut,” sebut Achmad Budiharto beberapa waktu lalu.

“Sejauh ini, apa yang sudah kita set itu masih memenuhi regulasi dan pertandingan bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.

Namun, sebagai evaluasi untuk melangsungkan turnamen selanjutnya di Istora Senayan, misalnya pada gelaran Indonesia Open 2020 mendatang, ada baiknya pemain yang merasa dirugikan dapat langsung melapor kepada pihak panitia pertandingan.

“Memang ada baiknya menyampaikan sepintas, tapi mereka sangat paham kalau main di Indonesia ya seperti itu. Masing-masing karakter di tempat pertandingan berbeda-beda, Indonesia demikian, kalau Malaysia lain lagi,” pungkasnya.