Taufik Hidayat Akui Nyaris Tinggalkan Indonesia dan Bela Negara Lain

Jumat, 5 Juni 2020 20:41 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Isman Fadil
© Syamsul Bahri Muhammad/Getty Images
Siapa sangka jika Taufik Hidayat sempat punya niatan pindah kewarganegaraan akibat konfliknya dengan pelatnas selama masih menjadi pemain bulutangkis? Copyright: © Syamsul Bahri Muhammad/Getty Images
Siapa sangka jika Taufik Hidayat sempat punya niatan pindah kewarganegaraan akibat konfliknya dengan pelatnas selama masih menjadi pemain bulutangkis?

INDOSPORT.COM - Sudah memberikan banyak prestasi luar biasa untuk Indonesia selama menjadi atlet bulutangkis, namun siapa sangka jika Taufik Hidayat nyaris pindah kewarganegaraan?

Usut punya usut, hal yang membuat Taufik Hidayat sempat ingin hijrah ke Singapura lantaran konflik yang dialaminya di pelatnas PBSI pada tahun 2003 silam.

Konflik saat itu bermula dari keputusan PBSI yang secara secara sepihak tak lagi menggunakan Mulyo Handoyo di Pelatnas PBSI.

Tak lagi digunakannya pelatih yang menukanginya sejak usia 16 tahun, membuat Taufik Hidayat merasa tak kerasan di Pelatnas PBSI dan mulai sering terlibat masalah sejak tahun 2001 kala itu.

Bahkan kekecewaan Taufik Hidayat dilampiaskannya dengan turut mengikuti Mulyo Handoyo yang pada tahun 2002 dikontrak oleh Federasi Buutangkis Singapura.

Konflik tersebut rupanya sempat membuat seorang Taufik Hidayat ingin pindah kewarganegaraan dari WNI menjadi warga negara Singapura.

Hal tersebut dituturkan oleh Taufik Hidayat saat diundang untuk menjadi narasumber di Institut Teknologi Bandung pada tahun 2018 silam seperti yang dijelaskan di Youtube akun Institut Teknologi Bandung.

"Dulu saya sempat pindah ke Singapura pada tahun 2003, karena ada sedikit konflik dan akhirnya saya memutuskan pindah ke sana selama 4 bulan," katanya.

"Dan di sana saya hampir pindah warga negara tapi itu suatu kepaksaan, bukan murni karena saya cinta negara itu, tapi semua karena ada masalah," beber Taufik Hidayat.

"Tetapi saya pikir lagi soal keluarga, teman dan sahabat saya semua. Ya, seenak-enaknya tinggal di negeri orang, lebih enak tinggal di negeri sendiri, Indonesia," sambungnya.

Taufik Hidayat yang sempat tiga bulan di Singapura berlatih di bawah arahan Mulyo Handoyo, akhirnya memilih kembali ke Indonesia setelah masalah antara dirinya dan pelatnas berhasil ditengahi oleh PBSI di bawah kepemimpinan baru oleh Chairul Tanjung.

"Dan itu jadi motivasi saya hingga akhirnya tahun 2003 saya kembali lagi ke Indonesia. Dan di awal 2004, saya memulai lagi bermain untuk Indonesia, di situlah motivasi tambahan saya, kalau negara ini lebih kuat, lebih besar, daripada materi yang bisa saya dapatkan di negara lain," lanjutnya.

Dituturkan oleh Taufik Hidayat, semangat cinta Tanah Air itulah yang membawanya sampai saat ini selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi negerinya tercinta meskipu kini sudah tak lagi menyandang status atlet.

"Sampai sekarang pun setelah saya tidak lagi jadi pemain, dedikasi saya untuk bidang olahraga selalu yang terbaik yang saya berikan untuk negeri dan bangsa ini," pungkasnya.

Tahun 2004 pun menjadi tahun yang manis bagi seorang Taufik Hidayat, karena di tahun itu ia berhasil meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004 dan setahun kemudian ia mengawinkannya dengan gelar Juara Dunia.