x

Indonesia Masters 2018 Semakin Dekat, PBSI Pantau Kesiapan Istora

Rabu, 10 Januari 2018 06:03 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
Pemandangan dalam stadion Istora Senayan.

Turnamen Indonesia Masters 2018 akan segera digelar. Untuk mempersiapkan turnamen tersebut, PBSI memantau kesiapan venue pertandingan di Istora Senayan, Jakarta. 

Dalam peninjauan ke Istora Senayan, ada beberapa hal yang dilihat kesiapannya oleh PB PBSI. PBSI memastikan kesiapan fisik stadion seperti lampu, pendingin ruangan, dan saluran air.

Baca Juga

"Secara fisik, Stadion Istora memang sudah selesai direnovasi. Hanya lingkungan sekitar stadion saja yang masih diselesaikan," ujar Sekretaris Jenderal PB PBSI Achmad Budiharto, Selasa (10/01/18). 

Budiharto mengatakan Stadion Istora Senayan layak sebagai lokasi penyelenggaraan Indonesia Masters menyusul kunjungan dari perwakilan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sebanyak dua kali pada akhir 2017.

"Kami juga sudah mendapatkan surat rekomendasi dari BWF untuk menggelar Indonesia Masters 2018 yang merupakan turnamen tingkat empat di dunia," kata Budiharto. 

Semula, PBSI mengagendakan penyelenggaraan kejuaraan Indonesia Masters pada akhir 2017. "Karena waktu penyelenggaraan berdekatan pada awal 2018, kami tidak menggelar Indonesia Master pada November 2017," kata Budiharto.

Kondisi di area luar Istora Senayan.

Indonesia akan menempatkan 81 atlet, baik atlet-atlet pemusatan pelatihan nasional PBSI maupun atlet-atlet binaan klub-klub bulu tangkis di Indonesia, dalam turnamen berhadiah total 350 ribu dolar AS itu.

PBSI juga telah mendapatkan izin dari INASGOC untuk menggunakan Istora Senayan.  Izin sangat diperlukan terlebih lagi Istora Senayan menjadi salah satu venue Asian Games 2018. 

"Secara prinsip lisan kami sudah mendapatkan izin dari Pusat Pengelola Kawasan Gelora Bung Karno dan Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC). Tapi, kami masih mengejar perizinan tertulisnya dan berharap bisa selesai pada pekan ini," kata Budiharto.

BWFPBSIIstora SenayanIndonesian Masters 2018

Berita Terkini