x

Kisah Park Joo-bong, Pengkritik Flandy Limpele yang Sulit Juara di Indonesia

Selasa, 16 Juni 2020 19:05 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Indra Citra Sena
Berikut kisah eks bulutangkis Korea Selatan Park Joo-bong yang sulit juara di Indonesia dan kini tengah mengkritik legenda Tanah Air Flandy Limpele.

INDOSPORT.COM - Berikut kisah eks bulutangkis Korea Selatan Park Joo-bong yang sulit juara di Indonesia dan kini tengah mengkritik legenda Tanah Air, Flandy Limpele.

Park Joo-bong diketahi lahir di kawasan Imsil, Jeollabuk-do, Korea Selatan, 5 Desember 1964. Pria berusia 55 tahun ini berpostur 1,82 meter.

Memakai tangan kanan untuk memegang raket bulutangkis, Park Joo-bong perlahan menjadi atlet tepok bulu yang andal pada masanya itu.

Diketahui kalau dirinya tampil di sektor ganda putra bersama Kim Moon-soo dan Ra Kyung-min. Beberapa kali sempat bergeser ke ganda campuran.

Usai pensiun dari dunia bulutangkis yang telah membesarkan namanya, peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona ini menerima tawaran melatih di Jepang.

Baca Juga
Baca Juga

Kabar terkini kalau Park Joo-bong turut menyampaikan kritikan terhadap Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) yang menunjuk Flandy Limpele.

Sebab, legenda tepok bulu Indonesia itu dipercaya menjadi kepala pelatih ganda putra bulutangkis Negeri Jiran untuk beberapa tahun ke depan.

Kepala pelatih Asosiasi Bulutangkis Jepang (NBA) ini merasa kalau penunjukan tersebut belum membuktikan apa-apa dan menangani Malaysia bisa jadi ujian yang sebenarnya.

"Itu memang pilihan yang menarik. Flandy berada di Jepang bersama klub Hitachi untuk beberapa waktu. Tetapi tak ada pemain ganda dari klub itu yang masuk ke tim nasional kami," kata Joo-bong dilansir The Star.

Lebih lanjut peraih empat gelar World Cup itu juga menganggap kalau salah satu ganda dirikan Flandy hanya bisa masuk skuat cadangan Jepang dan di posisi terendah.

Legenda bulutangkis Indonesia Flandy Limpele yang kini jadi kepala pelatih tepok bulu Malaysia.

"Flandy juga ada di India dengan tim ganda putra sebelumnya, tapi pasangan teratas mereka (Satwiksairaj/Chirag) telah menembus 10 besar sebelum ia tiba," ujar Joo-bong.

Mendapat sentilan tersebut, Flandy Limpele turut memberikan jawaban tak diduga-duga dari sebelumnya. Dia mengaku rada kecewa pada Park Joo-bong.

"Sangat disayangkan statement itu ke luar dari seorang Park Joo-bong yang dianggap Master Coach di dunia badminton," buka Flandy kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Pria berusia 46 tahun itu menilai kalau apa yang disampaikan Joo-bong bisa dibilang tak etis untuk sesama pelatih yang bekerja untuk negara lain.

"Tapi baiklah, saya akan jadikan ini sebagai penyemangat untuk bekerja lebih baik lagi," pungkas pelatih kelahiran Manado itu.

Baca Juga
Baca Juga

Terlepas dari pernyataan Park Joo-bong terhadap Flandy Limpele, ternyata legenda Korea Selatan itu memiliki kisah tersendiri kala masih aktif bertanding.

Pasalnya dalam sejumlah kesempatan, perengkuh dua kali Piala Sudirman itu ternyata memiliki kesulitan ketika tampil di hadapan publik Indonesia.

Terlebih, Indonesia memiliki suporter dengan tingkat kebisingan yang luar biasa dalam mendukung atlet Tanah Air bertanding di level internasional.

Berikut kisah singkat bagaimana hasilnya ketika Park Joo-bong bermain di Indonesia dalam turnamen bulutangkis internasional.


1. Kisah Park Joo-bong di Indonesia

Berikut kisah eks bulutangkis Korea Selatan Park Joo-bong yang sulit juara di Indonesia dan kini tengah mengkritik legenda Tanah Air Flandy Limpele.

Perdana, eks pebulutangkis Korea Selatan itu bersama pasangannya Kim Moon-soo hanya bisa meraih medali perunggu ketika mentas di ajang World Cup 1986.

Bermain di Senayan Sports Complex, Jakarta, Joo-bong/Moon-so memang bisa mengalahkan Liem Swie King/Bobby Ertanto di perebutan tempat ketiga tetapi gagal menjadi juara pertama.

Memasuki 1987, pelatih Jepang ini juga hanya bisa meraih medali perunggu Asian Championships yang berlangsung di Semarang bersama Kim Moon-so.

Setahun berselang, Park Joo-bong juga kesulitan menjadi juara Asian Championship yang berlangsung di Bandar Lampung, Indonesia.

Sebab, dirinya dan sang rekan kalah dari wakil China Zhang Qiang/Zhou Jincan dengan skor 4-15 dan 6-15 dan hanya mendulang medali perunggu.

Pada 1989, Park Joo-bong turun sebagai ganda campuran dan putra Korea Selatan pada Piala Sudirman dan edisi kali ini mentas di Jakarta, Indonesia.

Hasilnya, Indonesia sukses menang 3-2 atas Korea Selatan. Dia sempat menang di ganda putra, namun kandas pada nomor ganda campuran.

Meski demikian, ada pula momen di mana Park Joo-bong bisa menang saat ajang Indonesia Open 1991 dan World Championships 1989 saja.

Baca Juga
Baca Juga

Tetap apa daya, secara keseluruhan, Park Joo-bong bisa dianggap kerap kesulitan kala bermain di Indonesia untuk mengikuti berbagai ajang bulutangkis dunia.

Sekadar informasi kalau Park Joo-bong juga sering menghadapi wakil Indonesia di nomor ganda putra dan campuran. Tak menutup kemungkinan berjumpa Flandy Limpele.

IndonesiaKorea SelatanPelatihFlandy LimpeleRaketFeatureBulutangkisAsosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM)Berita BulutangkisNippon Badminton Association (NBA)

Berita Terkini