3 Pebulutangkis Indonesia dengan Gelar Juara Dunia Terbanyak
INDOSPORT.COM - Semenjak digelar pada tahun 1977 silam, Inilah tiga pebulutangkis Indonesia dengan gelar Juara Dunia terbanyak, siapa sajakah?
Kejuaraan Dunia Bulutangkis merupakan salah satu turnamen prestigius bulutangkis, selain Olimpiade yang digelar empat tahun sekali.
Gelaran Kejuaraan Dunia Bulutangkis sudah digelar sejak tahun 1977 dan diadakan setiap tiga tahun sekali pada saat itu. Tetapi sejak penyelenggaraan di tahun 1983, turnamen bergengsi ini berubah format.
Dan saat ini, diselenggarakan satu tahun sekali dan akan absen ketika Olimpiade bergulir. Lantas, sejak digelar pada tahun 1977 silam, siapa sajakah pebulutangkis Indonesiayang berhasil meraih gelar terbanyak di Kejuaraan Dunia Bulutangkis? Berikut INDOSPORT merangkum tiga pebulutangkis Indonesia tersukses di Kejuaraan Dunia Bulutangkis:
Hendra Setiawan
Kualitas Hendra Setiawan di jagat bulutangkis dunia memang tak perlu diragukan lagi. Bahkan di usianya yang nyaris menginjakkan kepala empat, pebulutangkis yang dijuluki 'Silent Killer' masih mampu menjadi Juara Dunia.
Pada edisi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 lalu bersama dengan Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan berhasil menjadi Juara Dunia untuk kali keempat selepas mengalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dengan skor 25–23, 9–21, 21–15.
Sebelumnya, bersama Mohammad Ahsan, di edisi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015, Hendra Setiawan juga berhasil meraih gelar Juara Dunia usai mengalahkan Liu Xiaolong/Qiu Zihan dengan skor 21-17, 21-14.
Lalu di edisi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 juga berhasil menjadi Juara Dunia dengan pasangan yang sama yaitu Mohammad Ahsan, di mana pada partai final mereka mengalahkan wakil Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan skor 21-13, 23-21.
Sementara, gelar Juara Dunia pertama yang diraih oleh Hendra Setiawan diraihnya bersama dengan Markis Kido pada tahun 2010 selepas mengalahkan Jung Jae-sung/Lee Yong-dae dengan skor 21–19, 21–19. Hendra Setiawan saat ini menjadi peraih gelar Juara Dunia empat kali.
1. Liliyana Natsir
Siapa yang tidak dikenal dengan sosok Liliyana Natsir? Pebulutangkis legendaris Indonesia di sektor ganda campuran dengan empat gelar Juara Dunia-nya bersama dengan dua pasangan berbeda yakni Tontowi Ahmad dan Nova Widianto.
Liliyana Natsir pertama kali menjadi Juara Dunia pada tahun 2005 bersama dengan Nova Widianto. Kala itu, di final Kejuaraan Dunia Bulutangkis, mereka mengalahkan pasangan China, Xie Zhongbo/Zhang Yawen dengan skor 13–15, 15–8, 15–2.
Dua tahun berselang, Liliyana Natsir bersama dengan Nova Widianto kembali berhasil menjadi Juara Dunia selepas mengalahkan pasangan China, Zheng Bo/Gao Ling di partai final dengan skor akhir 21-16, 21-14.
Setelah sekian lama absen, Liliyana Natsir akhirnya berhasil menjadi Juara Dunia untuk kali ketiga enam tahun setelah gelar keduanya di tahun 2007. Tetapi kali ini, legenda ganda campuran Indonesia itu menjadi Juara Dunia dengan pasangan yang berbeda yakni Tontowi Ahmad.
Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad berhasil meraih gelar selepas mengalahkan pasangan kuat asal China, Xu Chen/Ma Jin dalam pertandingan rubber game dengan skor akhir 21–13, 16–21, 22–20.
Lalu di edisi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017, Liliyana Natsir bersama dengan Tontowi Ahmad kembali berhasil menjadi Juara Dunia setelah mengalahkan pasangan China, Zheng Siwei/Chen Qing Chen dengan skor akhir 15–21, 21–16, 21–15.
Mohammad Ahsan
Mohammad Ahsan menjadi pebulutangkis ketiga yang berhasil meraih gelar terbanyak di Kejuaraan Dunia Bulutangkis, di mana gelar Juara Dunia perdananya diraih bersama dengan Hendra Setiawan usai mengalahkan wakil Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan skor 21-13, 23-21.
Kemudian, bersama Hendra Setiawan, di edisi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015, Mohammad Ahsan juga berhasil meraih gelar Juara Dunia usai mengalahkan Liu Xiaolong/Qiu Zihan dengan skor 21-17, 21-14.
Pada edisi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 lalu bersama dengan Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan berhasil menjadi Juara Dunia untuk kali ketiga selepas mengalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dengan skor 25–23, 9–21, 21–15.