Berakhir Menyakitkan di Olimpiade Tokyo, Pebulutangkis Putri Malaysia Tulis Kalimat Menyayat Hati

INDOSPORT.COM - Perjalanan pebulutangkis tunggal putri asal Malaysia, Soniia Cheah Su Ya, di Olimpiade Tokyo 2020 telah berakhir, setelah disingkirkan peringkat enam dunia asal Thailand, Ratchanok Intanon, pada babak penyisihan grup.

Walaupun diketahui ini merupakan Olimpiade perdananya, atlet berusia 28 tahun ini harus merelakan wakil Thailand untuk maju ke perempatan final, setelah kalah 21-19, 18-21, 10-21 dalam waktu 62 menit. di Musashino Forest Sport Plaza, Rabu (28/07/21).

Selain harus menghadapi kekalahan pada Olimpiade kali ini, Soniia juga sebelumnya telah mengalami cedera Achilles pada tahun 2013 yang membuatnya harus istirahat selama tiga tahun untuk bangkit kembali.

Setelah kejadian tersebut pemain asal Kuala Lumpur ini, mampu bangkit dengan kuat dan mendapatkan kembali statusnya sebagai pemain tunggal putri papan atas negara itu.

Namun sayangnya, dia harus kembali beristirahat akibat cederanya tersebut, hal ini terlihat saat Soniia mengunggah sebuah foto dirinya di akun Instagram pribadinya.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas kekhawatiran cedera pergelangan kaki saya,”

“Walaupun menyakitkan,  itu semua sepadan karena tanpa dukungan kalian,  saya tidak akan bisa berdiri di sini, terima kasih banyak, sekarang saya akan fokus pada pemulihan pergelangan kaki saya,” ujarnya dalam Instagramnya, @soniiac.suya_official.

1. Karier Soniia Cheah

Dalam curahannya tersebut banyak dari penggemarnya yang turut memberikan dukungan kepada Soniia Cheah untuk bisa bangkit.

Soniia Cheah memulai kariernya temasuk salah satu pebu, kala itu ia pernah mewakili Malaysia dalam Kejuaraan Junior Asia 2010, dan 2011, Kejuaraan Dunia Junior, Olimpiade Pemuda Musim Panas 2010 dan pertandingan Pemuda Persemakmuran 2011.

Dia juga telah memenangkan gelar Internasional pertamanya di Turnamen Internasional Belgia pada 2016, dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara pun Soniia berhasil mengantongi medali perunggu untuk ganda campuran pada 2011 lalu dan juga medali perak 2017 di nomor tunggal putri dan ganda.

Penulis : Indira Octavia Pancawangi.