Menurut dia, ternyata ditemukan adanya kelalaian dari pihak Komite Pemilihan sebelumnya dalam hal pengumpulan berkas kesediaan dicalonkan (form B1).
"Joko Driyono lolos sebagai calon ketua umum. Alasannya karena satu-satunya syarat yang tidak terpenuhi adalah penyataan form B1," ujar Muhdar kepada wartawan termasuk INDOSPORT usai sidang Komite Banding di kantor PSSI.
"Setelah kami melakukan pelacakan ini persoalan di internal penerima, tetapi lebih dari itu Komite Banding Pemilihan menetapkan sejak seseorang mengajukan permohonan sebagai calon pada prinsipnya itu sudah setuju," tambah dia.
Sementara itu, Anggota Komite Pemilihan, Hidayat menolak jika hal ini dianggap sebagai kelalaian dari pihaknya meskipun Komite Banding menemukan banyak calon yang sudah mengajukan form B1 namun tidak diloloskan pada proses sebelumnya.
Menurut dia, selama ini metode pengembalian berkas ada yang melalui surat elektronik dan juga langsung diserahkan ke sekretariat PSSI. Selanjutnya Komite Pemilihan hanya memverifikasi data yang diberikan saja.
"Kami di KP itu bekerja sesuai dengan aturan main. Jadi kami memutuskan sebagaimana ketentuan. Ternyata ada kasus teman-teman sudah kirim penyataan kesediaan dicalonkan tapi kita tidak menerima. Ternyata ada yang masuknya di spam," kata Hidayat.
"Tapi untuk Pak Joko, kelalaian ada di sekretariat PSSI, dan itu sudah kami panggil. Karena Pak Joko sudah kembalikan dan dia tidak lanjutkan itu ke KP," tambah Muhdar.