Tak banyak yang mengetahui di balik gaya bermainnya yang tak kenal kompromi, Paul Scholes ternyata ialah seorang duta Autisme. Cerita itu bermula saat anak keduanya, Aiden menderita Autisme.
Pada 29 September 2011, Scholes pernah beberkan cerita mengenai sosok sang anak yang begitu dibanggakan oleh Scholes. "Jika anak autisme lain takut pada air, Aiden sebaliknya. Dia akan berenang setiap menit sepanjang hari," kata Scholes seperti dilansir parentdish.co
Jika bagi sebagian orang tua mendapati anak menderita autisme akan malu dan menutup diri tidak halnya dengan Scholes. Ia begitu menjadi sosok ayah yang patut ditiru. Aiden tetap dianggapnya sebagai anak seperti dua anak lainnya yang tidak menderita autisme. Bahkan Scholes mampu mendidik Arron (kakak Aiden) serta Alicia (adik Aiden) untuk menjadi saudara dan sahabat terbaik untuk Aiden.
"Ini tidak mudah memiliki saudara dalam situasi seperti itu tapi mereka mengatasinnya dengan baik," kata Scholes.
Paul Scholes kini aktif menjadi duta autisme dengan aktif di yayasan Irish Autism Action.
Selain jadi duta autis, ada beberapa cerita menarik lain soal Paul Scholes, seperti pernah jadi penyerang di awal bergabung bersama Manchester United pada 1993.
Penyerang
Saat bergabung di tim junior Manchester United, pemain kelahiran 16 November 1974 ini ternyata berposisi sebagai penyerang. Dengan tinggi badan yang tidak proposional, Scholes yang kemudian di promosikan ke Man United senior kemudian berganti posisi. Ialah 'sang ayah', Sir Alex Ferguson yang menyarankan pemain yang telah bermain sebanyak 499 caps ini untuk bermain sebagai gelandang box to box. Posisi yang kemudian membuatnya menjadi legenda di Manchester United.
7 Tahun Lalu
7 tahun lalu saat Manchester United bertemu Barcelona di babak perempat final liga Champions 2008, Paul Scholes jadi aktor utama saat sepakan kerasnya dari luar kotak penalti enyahkan Barcelona dari liga Champions. Gol yang sangat berkelas dari gelandang yang sudah cetak 107 gol bersama Manchester United.