Saksi Pelapor Mafia Bola Di Meja Hijaukan Mantan Klub

Kamis, 2 Juli 2015 22:20 WIB
Kontributor: Fajar Kristanto | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:

Beberapa waktu lalu, Agus memberikan testimoni yang membenarkan adanya dugaan pengaturan skor dalam Liga Indonesia, didampingi tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola di Jakarta. Agus yang terakhir kali melatih Persik Kediri itu mengaku tiga kali pernah ditawari uang Rp 150 hingga Rp 200 juta oleh seorang warga asing agar tim yang ditanganinya ikut dalam skenario pengaturan skor. 

Dia lalu menjelaskan pengaturan skor yang terjadi pada laga timnya di 2012. Meski percobaan suap ditolaknya, hasil pertandingan sesuai dengan keinginan bandar. Yakni Persegres melawan Persik Kediri di ajang Indonesia Super League, bandar meminta hasil akhir imbang 1-1 dengan menawarkan uang Rp 200 juta. Permintaan itu telah ditolak Agus, tapi ternyata hasil akhirnya sesuai dengan keinginan bandar. Pernyataan Agus itulah yang membuat manajemen Laskar Joko Samudro mengaku kaget dan kecewa. Manajer Persegres Bagoes Cahyo Yuwono menguraikan pihaknya memang cukup kaget dengan testimoni mantan pelatih tim kebanggaan Ultrasmania itu.

"Kami tak percaya dan merasa dikhianati dengan testimoni itu," ujarnya kepada wartawan.
 
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Persegres Hendri Febry menambahkan Agus seharusnya menjelaskan pada manajemen ketika masih menangani tim pada 2012 lalu. Dengan begitu, mereka bisa melaporkan mafia yang berada di balik pengaturan skor itu pada polisi. "Nah, kalau memang betul testimoninya, kenapa baru sekarang diungkap. Kenapa tak dulu-dulu saja dibeberkan," keluhnya.
 
Persegres menilai bahwa apa yang disampaikan Agus itu secara tak langsung menuduh manajemen terlibat. Padahal, manajemen tak pernah melakukan itu dan baru tahu ada pengaturan skor dari testimoni tersebut. "Lagipula, dalam satu kompetisi kami mengeluarkan uang Rp 20-25 miliar. Buat apa kami mengatur skor dengan imbalan hanya Rp 200 juta saja," ketus Hendri.
 
Kini, Persegres meminta mantan untuk klarifikasi dan kalau perlu menunjuk siapa mafia yang terlibat. Jika tak bisa, maka bukan tak mungkin pihaknya akan menempuh jalur hukum. "Langkah ini mungkin saja kami lakukan," tegas Hendri.